Film komedi 'Groundhog Day' (1993) yg disutradarai oleh Harold Ramis berkisah tt seorang penyiar TV bernama Phil (Bill Murray) yg dng krunya yg terdiri dari juru kamera Larry (Chris Elliott) dan produser Rita (Andie MacDowell) pergi meliput acara Groundhog Day yg berlangsung setiap tgl 2 Februari di Punxsutawney, PA. Setelah terpaksa bermalam di kota itu akibat badai salju, esok pagi dia mendapati dirinya terbangun pd tgl itu kembali. Hal itu dng tidak berkesudahan berulang: setiap kali tidur dia akan bangun pd tgl 2 Februari – Groundhog Day. Dia seolah terjebak dl suatu ikal nirakhir (endless loop).
Pd awalnya, Phil mengira dia tengah mengalami gangguan jiwa atau gangguan pd otak, tetapi setelah memeriksakan diri pd dokter dan psikolog ternyata kesehatan dia baik-baik saja. Adegan itu sekadar melancarkan alur cerita dan berguna untuk mengantarkan kita ke inti cerita.
Begitu menerima kenyataan, Phil kemudian mendapati bahwa setiap pagi dunia beserta isinya selalu menjadi kembali seperti semula: beker yg dia banting sampai berkeping-keping paginya berdiri kembali dng utuh; setiap hari setiap orang yg dia temui menjalani tgl 2 Februari untuk pertama kalinya. Dari sini kita memasuki inti cerita.
Mumpung tidak ada ganjaran yg harus ditanggung, Phil memutuskan untuk berajimumpung. Saat menyarap berdua Rita di kedai setempat, Phil memesan makanan sampai semeja penuh. Mulut dia jejal penuh kue dan rokok dia sulut sbg penutup. Phil tidak menawarkan apa-apa kpd Larry yg datang menghampiri mereka dan atas pertanyaan Rita apakah dia tidak khawatir akan penyakit, Phil menyahut bahwa dia tidak punya rasa khawatir sebelum sendirinya bertanya kpd Rita:
Phil: Do you think I'm acting like this because I'm egocentric?
Rita: I know you're egocentric. It's your defining characteristic.
Phil, yg krn pekerjaannya sering tampil di layar kaca memang digambarkan sbg sosok yg sok tenar, sok menjadi bintang; akan tetapi, makna sesungguhnya percakapan di atas adalah menetapkan Phil sbg manusia Egoistis. Ini penting.
Dl adegan berikut kita lantas melihat Phil tengah bermesraan dng seorang perempuan yg sebelumnya telah kita lihat dia rayu. Menuruti hawa nafsu – memenuhi kebutuhan kebinatangan, memenuhi kebutuhan untuk sintas – menjadi tujuan hidup Phil. Akan tetapi, begitu semua kebutuhan untuk sintas telah terpenuhi dia mulai mendambakan sesuatu yg lebih tinggi: harta.
Kita menyaksikan Phil menunggui mobil baja yg tengah terparkir di muka bank dan berkat pengintaian yg entah berapa lama dia kerjakan dia dng mudahnya menggondol tas berisi uang dari dalam mobil tsb. Berikut kita melihat dia mengendarai sebuah mobil mewah yg dia beli dari uang yg sekarang dia miliki itu.
Akan tetapi, lama-kelamaan harta juga mulai terasa hambar. Dia butuh sesuatu yg lebih tinggi. Phil butuh kekuasaan, yg dl hal ini dilambangkan oleh atasan dia, Rita, yg lantas dia rayu bukan karena ingin berlaku romantis tetapi karena ingin menundukkan. Lewat berbagai akal bulus dia lantas berhasil meraih apa yg dia inginkan walaupun pd akhirnya Rita mengendus niat tidak tulus Phil.
Phil adalah manusia Egoistis, manusia penerima, manusia yg cuma bisa meraih. Namun, setelah kekuasaan tidak ada lagi yg bisa dia raih. Pendambaan itu ternyata mentok pd kekuasaan. Jadi, setelah kekuasaan terasa hambar, hidup menjadi kehilangan makna. Tidak ada lagi yg dpt dihasratkan.
Apa cuma ini yg bisa diharapkan dari hidup? Adakah kehidupan setelah kematian?
Phil kehilangan gairah hidup. Dia jatuh dl depresi dan berkali-kali bunuh diri – bagi penderita depresi kematian adalah jalan keluar. Namun, dl lembah paling gelap sekalipun hidup seberkas cahaya. Pd saat seseorang siap melakukan bunuh diri, dia hidup bukan dl masa lalu dan bukan dl masa depan, yaitu ranah sang ego, diri kita yg fana; dia hidup dl kekinian – ranah Sang Diri (the Self), diri kita yg baka. Ego yg senantiasa membisiki kita bahwa dunia ini nyata, diberhentikan sementara. Sang Diri lantas diberikan kesempatan untuk mencuat dan menanam benih dl hati kita untuk menjadikan kita mengerti bahwa dunia ini fana dan kita sesungguhnya baka.
Itulah yg dialami oleh Phil. Ketika benih itu tertanam dl hatinya, dia mengalami pencerahan, suatu pemahaman akan hidup yg mendadak sontak muncul, seperti yg tersirat dl percakapan kedua antara dia dan Rita di kedai menyusul lewatnya masa depresi Phil:
Phil: I'm a god.
Rita: You're God?
Phil: I'm a god. I'm not the God... I don't think.
Percakapan di atas penting krn, seperti pd percakapan pertama mereka di kedai tsb, kita kembali menjadi tahu sesuatu tt Phil. Apabila percakapan pertama di kedai memberi tahu kita status Phil sbg manusia Egoistis, percakapan kedua memberi tahu kita bahwa dl hati Phil telah ditanamkan benih yg menjadikannya menyadari sesuatu, sesuatu yg membuatnya mengenggankan hal-hal dasar dan menjadikannya hanya sudi akan hal-hal mulia. Phil kini ibarat logam takmulia yg telah siap berubah menjadi emas, atau dng kata lain: Phil telah siap berubah dari manusia Egoistis menjadi manusia Altruistis.
Pasal, begitu manusia Egoistis puas mengekspresikan diri lewat vulgarisme (harta benda, uang, kekuasaan), begitu vulgarisme mulai terasa hambar, dl dirinya timbul hasrat untuk mengungkapkan diri lewat estetika: ilmu pengetahuan, seni, filsafat. Itulah yg terjadi pd Phil.
Phil mulai memasuki dunia estetika dan setiap langkah yg dia ambil, setiap tindakan yg dia lakukan, bertujuan untuk memuaskan hasratnya akan hal-hal estetis. Dia mengakrabi buku, dia belajar piano, dia mendalami seni pahat-es. Yaitu, hingga tiba saatnya dia bersinggungan langsung dng kematian, dng kefanaan, yaitu ketika seorang tunawisma yg dia ajak berkawan mengembuskan napas terakhir di rumah sakit. Lantaran peristiwa tsb Phil menjadi sadar bahwa apa-apa yg dia dambakan pd tahap itu pun ternyata adalah fana, dan benih itu, benih yg sebelumnya telah tertanam dl hatinya, pun berkecambah.
Mulai saat itu Phil mendambakan satu hal semata: mempertalikan diri dng Sang Diri. Artinya, apabila sebelumnya Phil berikhtiar mempermulia ego, yaitu sifat dia yg fana, lewat kegiatan estetis, sekarang dia berikhtiar mempermulia Sang Diri, yaitu sifat dia yg baka, dan apa pun yg mulai saat itu dia perbuat, tujuannya hanya satu: mempersandingkan ego dia yg fana dng Sang Diri yg baka.
Di alun-alun kota, saat meliput acara Groundhog Day, masih pd tgl 2 Februari itu, dia membuat Rita dan Larry, dan juga kerumunan orang di sana, terpana ketika, dng gaya yg jauh berbeda dari Phil yg selama itu mereka kenal, dia di depan kamera berujar:
Phil: When Chekhov saw the long winter, he saw a winter bleak and dark and bereft of hope. Yet we know that winter is just another step in the cycle of life. But standing here among the people of Punxsutawney and basking in the warmth of their hearths and hearts, I couldn't imagine a better fate than a long and lustrous winter.
Phil ingin mengatakan bahwa musim dingin, atau penderitaan, ialah bagian dari hidup. Dia telah menerima penderitaan sbg bagian dari hidup dan dia tahu bahwa penderitaan merupakan kesempatan bagi kita untuk bertumbuh asalkan kita bisa mentransformasikan penderitaan menjadi pemahaman dan dari situ kearifan. Selain itu, dia tidak lagi berkeberatan terjeblos di kota kecil itu krn dia tahu bahwa kedamaian tidak dpt dicari dan oleh karenanya tidak tergantung pd suatu hal di luar kita: kedamaian sejati, kebebasan sejati, hanya ada dl diri kita.
Lewat sejumlah adegan kita lantas menyaksikan seorang Phil yg telah berubah. Dia kini sosok yg selalu siap menolong dan berlaku ramah. Rangkaian adegan tsb ingin menunjukkan bahwa Phil telah menjadi manusia Altruistis, manusia pemberi, manusia yg senantiasa menganugerahi. Phil telah berubah dari manusia Egoistis menjadi manusia Altruistis: tema film ini.
Phil adalah saya dan Anda. Phil adalah setiap orang, laki-laki maupun perempuan. Tahapan perkembangan Phil – sbg manusia Egoistis yg, pertama, menghasratkan kebutuhan vulgar sebelum beranjak ke kebutuhan estetis untuk kemudian tumbuh menjadi manusia Altruistis – dilalui oleh setiap orang di muka bumi ini.
Tahapan perkembangan itu dilalui seseorang lewat perjalanan yg membentang masa hidup yg sangat banyak jumlahnya. (Walaupun tidak tertutup kemungkinan bahwa proses tsb dilalui dl satu masa hidup saja.) Intinya, selama orang tsb belum tumbuh menjadi manusia Altruistis dia akan kembali ke hidup ini: dia seolah terjebak dl suatu ikal nirakhir – reinkarnasi. Dl film hal itu ditunjukkan setiap kali Phil secara tersirat maupun tersurat bangun (lahir) pd pagi hari dan tidur (mati) pd malam hari.
Begitu Phil menyelesaikan tahapan perkembangannya dia pun mempersudah ikal nirakhirnya dan dia mendapati dirinya terbangun pd tgl 3 Februari. Groundhog Day telah usai. Di atas tempat tidur, di samping dia, dia mendapati Rita, yg dl hal ini melambangkan Kasih (Love). Pd akhir tahapan perkembangannya Phil diganjarkan Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H