Mohon tunggu...
Fajar Pujianto
Fajar Pujianto Mohon Tunggu... Administrasi - SKM Indonesia

Belajar dan Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Tukang Parkir!

14 Agustus 2017   13:44 Diperbarui: 14 Agustus 2017   13:49 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, selain anggota polisi ada juga para petugas muda yang masih dengan sigap jika ada pihak yang membutuhkan, bahkan terkadang sebelum ditawari pun mereka sudah menawarkan diri. Lalu, siapa mereka? Tidak lain tidak bukan adalah anggota pramuka. Yang dengan siap sudah berpuluh-puluh tahun menjaga negara kesatua Republik Indonesia. Mereka (para anggota pramuka) tidak pernah dibayar. Tri Satya dan Dasa Dharma yang sudah merangsek ke dalam jiwa para anggota seakan tidak pernah luntur.

Karena rasa cinta NKRI itulah mereka berani tidak dibayar, berani berkorban, dan selalu setia terhadap aturan. Saat susana lebaran pun mereka seakan sudah siap tempur mengamankan lalu lintas, dengan segala semua resiko yang akan menghadang.

Mereka bukan tukang parkir!

Karena bertugas mengamankan lalu lintas, seringkali kebanyakan orang menyebutnya tukang parkir. Bukan, tukang parkir adalah seorang yang mengatur keluar masuknya kendaraan. Sebagai anggota pramuka ketika diomong seperti itu, seakan tidak terima. Namun karena ada aturan anggota pramuka berupa Dasa Dharma yang harus ditepati, maka harus bisa mengendalikan amarah agar dapat terkondisikan.

Patut diapresiasi!

Kita sering melihat di berbagai titik rawan kemacetan dan bahkan di berbagai sudut di jalanan banyak sekali anggota pramuka mengatur lalu lintas. Cemooh dari para pengendara yang membanggel dan tidak mau diatur menjadi atmosfer negatif yang bisa jadi menyiutkan semangat anggota pramuka yang tidak terlalu kebal.

Karena semangat mereka, para anggota pramuka seakan Indonesia semakin hidup. Di berbagai titik di kota-kota seluruh Indonesia, banyak sekali anggota pramuka yang mengatur lalu lintas. Terlebih saat hari raya Idul Fitri. Semangat yang membanjiri para anggota pramuka yang mengatur lalu lintas baiknya kita beri apresiasi.

Apresiasi tersebut dapat dari apa saja. Salah satunya adalah memberi nilai lebih dari siswa-siswi lain. Atau mungkin disuruh untuk maju ke depan sewaktu upacara bendera agar sebagai contoh yang baik bagi siswa-siswi yang lain. Atau mungkin diberi piagam penghargaan. Setidaknya dari hal terkecil, yaitu memberi ucapan selamat bagi yang sudah bertugas, karena kembali dengan selamat tanpa halangan berarti.

Buatlah generasi penerus.

Ketika para anggota pramuka yang sudah pernah bertugas mengatur lalu lintas mungkin tidak selamanya mereka mengatur lalu lintas tersebut. Pastilah ada keinginan mencicipi dunia lain selain mengatur lalu lintas atau bahkan menjadi anggota pramuka. Karena sejatinya, kebanyakan yang bertugas mengamankan arus lalu lintas adalah mereka  yang masih penegak atau pandega. Artinya mereka yang masih sekolah atau kuliah. Jika mereka yang masih sekolah pasti tidak selanya berada di sekolah tersebut karena lulus atau pindahan. Atau barangkali yang kuliah pun juga sama. Maka segeralah membuat generasi selanjutnya, agar regenerasi tetap ada. Dengan berbagai kegiatan sesuai prosedur dan AD, ART yang telah disyahkan.     

Penulis : 

Fajar Pujianto, hubungi melalui email : fajar.andenkandenk@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun