Dinding hebel atau bata ringan telah menjadi salah satu pilihan utama dalam konstruksi modern karena kepraktisan, kekuatan, dan kemampuannya untuk menahan beban. Namun, dalam praktiknya, dinding hebel sering kali mengalami kerusakan yang sebenarnya dapat dicegah jika langkah-langkah tertentu dilakukan dengan benar sejak awal. Artikel ini akan membahas berbagai kesalahan umum yang sering dilakukan dan bagaimana menghindarinya agar dinding hebel tetap kokoh dan awet.
1. Pemasangan yang Tidak Tepat
Kesalahan paling umum yang menyebabkan kerusakan pada dinding hebel adalah pemasangan yang tidak sesuai prosedur. Bata ringan memiliki sifat khusus yang membutuhkan perekat mortar khusus. Jika perekat ini dicampur atau diaplikasikan secara tidak merata, ikatan antar bata menjadi lemah dan meningkatkan risiko keretakan.
Solusi: Pastikan mengikuti petunjuk pabrikan terkait penggunaan perekat, mulai dari perbandingan campuran hingga ketebalan lapisan. Gunakan alat seperti jidar atau waterpass untuk memastikan pemasangan bata yang rata dan presisi.
2. Penggunaan Perekat Tidak Sesuai
Mortar biasa sering kali digunakan sebagai perekat bata ringan, padahal bahan ini tidak memiliki daya rekat yang cukup untuk jenis material ini. Akibatnya, dinding rentan retak atau bahkan roboh.
Solusi: Gunakan perekat khusus hebel yang dirancang untuk memberikan daya rekat optimal. Produk ini biasanya sudah tersedia di toko material dengan berbagai merek.
3. Kurangnya Perawatan Selama Masa Konstruksi
Dinding bata ringan yang baru selesai dipasang sering kali tidak mendapatkan perlindungan memadai, terutama dari paparan cuaca ekstrem seperti hujan atau panas berlebih. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas mortar perekat dan melemahkan struktur dinding.
Solusi: Tutup dinding hebel yang belum selesai diplester dengan terpal atau pelindung lainnya. Hindari paparan langsung terhadap air hujan selama proses pengeringan.
4. Plesteran yang Tidak Sesuai Standar
Plesteran yang terlalu tebal atau terlalu tipis dapat menyebabkan dinding mengalami tekanan tidak merata, yang akhirnya memicu retakan. Selain itu, penggunaan plester berkualitas rendah juga mempercepat kerusakan dinding.
Solusi: Pastikan plesteran dilakukan dengan ketebalan yang seragam, idealnya antara 8-15 mm. Gunakan campuran plester dengan rasio bahan yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang optimal.
5. Kurangnya Penggunaan Besi Penguat atau Kolom Praktis
Dinding bata ringan memerlukan kolom penguat atau ring balok untuk menahan beban vertikal dan horizontal. Banyak konstruksi yang melewatkan hal ini, sehingga dinding tidak cukup kuat menahan beban struktural.
Solusi: Selalu tambahkan kolom praktis pada jarak tertentu sesuai standar bangunan. Gunakan juga ring balok di setiap pertemuan dinding dengan atap untuk memperkuat struktur.
6. Kualitas Bata Ringan yang Tidak Memadai
Penggunaan bata ringan berkualitas rendah dapat menjadi penyebab utama kerusakan dinding. Bata yang tidak sesuai standar sering kali memiliki daya serap air yang tinggi, tekstur yang mudah rapuh, atau dimensi yang tidak presisi.
Solusi: Pastikan membeli bata ringan dari produsen terpercaya dengan sertifikasi mutu. Lakukan pengecekan visual dan uji sederhana, seperti merendam bata dalam air untuk melihat daya serapnya.
7. Pemasangan Instalasi Listrik dan Pipa yang Kurang Tepat
Sering kali, pemasangan instalasi listrik atau pipa dilakukan setelah dinding selesai dibangun, tanpa perencanaan sebelumnya. Proses ini dapat merusak struktur dinding, terutama jika menggunakan alat yang tidak sesuai.
Solusi: Rencanakan instalasi sejak awal pembangunan. Gunakan alat potong khusus untuk membuat jalur instalasi tanpa merusak struktur dinding secara berlebihan.
8. Kurangnya Drainase pada Dinding Eksterior
Dinding eksterior yang terpapar hujan membutuhkan drainase yang baik untuk mencegah kelembapan berlebih. Tanpa drainase yang memadai, air dapat merembes masuk ke dinding, merusak plesteran, dan memicu jamur.
Solusi: Pasang talang air atau kanopi untuk melindungi dinding dari hujan. Gunakan juga cat pelindung tahan air untuk dinding eksterior.
9. Tidak Mengikuti Standar Keamanan
Banyak proyek konstruksi yang mengabaikan standar keamanan demi menghemat biaya atau waktu. Hal ini termasuk mengurangi bahan penguat, tidak memeriksa kualitas bahan, atau melewatkan inspeksi rutin.
Solusi: Ikuti semua standar dan regulasi konstruksi yang berlaku. Lakukan inspeksi berkala untuk memastikan setiap tahap pembangunan berjalan sesuai rencana.
10. Pengabaian Perawatan Jangka Panjang
Setelah dinding selesai dibangun, banyak orang mengabaikan perawatan rutin, seperti pengecatan ulang atau perbaikan retakan kecil. Padahal, kerusakan kecil yang dibiarkan dapat berkembang menjadi masalah besar.
Solusi: Lakukan perawatan rutin, seperti mengecat ulang setiap 3-5 tahun dan memperbaiki retakan kecil segera setelah ditemukan.
Penutup
Kerusakan pada dinding hebel bata ringan umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia dalam proses konstruksi atau perawatan. Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, Anda dapat memastikan dinding hebel tetap kokoh, tahan lama, dan bebas dari masalah struktural.
Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan kepada teman, keluarga, atau rekan Anda yang sedang merencanakan pembangunan. Klik tombol "Bagikan" di bawah untuk membantu lebih banyak orang mendapatkan informasi penting ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H