Mohon tunggu...
Nyaring Sember Inggawana
Nyaring Sember Inggawana Mohon Tunggu... Guru - sma

hobi voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Petik Laut di Pesisir Mayangan Probolinggo

19 April 2024   12:08 Diperbarui: 19 April 2024   13:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keanekaragaman tradisi dan adat istiadat merupakan hal yang sangat berharga dan suatu aset yang harus dijaga dan dilestarikan dalam suatu wilayah. Terdpat berbagai macam tradisi yang menjadi ciri khas dan menjadi sebuah identitas bagi suatu daerahnya. 

Tradisi atau adat istiadat yang berada dipesisir laut mayangan kota probolinggo yang diseut dengan tradisi petik laut. Dimana mayoritas penduduknya yaitu bekerja sebagai nelayan yang memanfaatkan laut untuk mencari nafkah dan menjadikan laut sebagai segala bentuk perlindungan diri.  

Untuk melindungi keberlangsungan petik laut, di mayangan terdapat upaya konservasi yang menjadi sangat penting. Terdapat Langkah- Langkah yang harus dilakukan untuk melestarikan lingkungan laut pesisir Pantai probolinggo, yaitu dengn memperkenalkan praktik penangkapan yang berkelanjutan, dan memberdayakan masyarakat pesisir dalam menjaga sumber daya menjadi kunci bagi kelangsungan praktik petik laut ini. 

Petik laut bukan hanya tentang mencari hasil laut atau juga mencari rezeki di laut, tetapi petik laut juga tentang warisan budaya yang bernilai tinggi. Melalui tradisi ini, generasi muda atau generasi seterunya akan dapat mempelajari kearifan lokal, menjaga tradisi, serta menghargai hubungan antara manusia dan laut. Dengan melindungi petik laut, kita juga dapat mempertahankan keberagaman budaya yang kaya dan memastikan warisan ini tetap hidup untuk masa kini da masa depan. 

Masyarakat pesisir biasanya menggunakan ritual yang sudah menjadi tradisi turun - temurun sebagai ungkapan rasa syukur tersebut.cntohnya tradisi petik laut, Selain itu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir ini juga sebagai doa atau harapan supaya hasil tangkapan ikan berlimpah dan juga mendapatkan keselamatan dalam mencari rezeki .

Tradisi petik laut ini merupakan penggabungan dari kearifan lokal dan agama Dimana dalam tradisi ini Sebagian Masyarakat pesisir menjaga dan juga melestarikan kehidupn dilaut dengan menangkap ikan yang tidak berlebihan dan juga menjaga kebersihan sekitar laut. Pelaksanaan petik laut dilakukan pada Bulan Suro atau Muharram pada penanggalan jawa. Waktu pelaksanaan tersebut dipilih karena pada waktu tersebut terjadi pasang air laut di pagi hari atau siang hari sehingga mempermudah dalam melangsungkan acara pelarungan saji pada Kawasan pesisir.

Pada saat pelaksanaan petik laut, masyarakat yang berada disekitar kawasan pesisir juga mendapatkan keuntungan. Hal ini didukung karena petik laut telah menjadi perhatian pemerintah dan juga warga sekitar atapun warga yang bukan dari daerah mayangan sendiri, Sehingga dalam pelaksanaannya menarik wisatawan untuk menyaksikan ritual petik laut. 

Masyarakat menjadikan hal tersebut sebagai sebuah peluang untuk melakukan jual -- beli sehinggan membuat keuntungan untuk warga sekitar pesisir mayangan. Jadi dalam tradisi petik laut ini terjalin sebuah relasi tidak hanya antar nelayan ataupun pihak - pihak yang terlibat dalam ritual petik laut tetapi juga interaksi antara pengunjung, warga, pedagang dan pembeli sehingga menimbulkan relasi yang baik dan dapat meningkatkan kualitas sosial masyarakat pesisir itu sendiri. 

 Dalam tradisi petik laut terdapat pawai budaya yang menuju kea rah pesisir mayangan bukan hanya pelarungan sesaji, pawai budaya ini juga merupakan symbol dalam menyambut petik laut yng hanya dilaksakan satu tahun sekali. Dalam acara petik laut ini juga terdapat doa - doa dan pembacaan ayat suci Al -Quran sebelum pada akhirnya sesaji dilarungkan ke laut. Tradisi ini sudah dilakukan turun temurun sejak zaman nenek moyang dahulu. Tradisi ini dijadikan sebagai bentuk syukur masyarakat nelayan pada Tuhan Yang Maha Esa. 

Atas segala nikmat dan karunia berupa rejeki dan tangkapan hasil laut yang didapat nelayan dari lautan. Melalui tradisi petik laut ini juga merupakan kegiatan bagi nelayan dalam mengungkapkan syukur dan meminta pertolongan dsn juga keselamatan pada saat menangkap ikan ditengah laut kepada sang Pencipta. Warga begitu antusias mengikuti tradisi turun temurun warisan leluhur tersebut karena tradisi ini hanya satu tahun sekali. 

Mereka telah menyiapkan beragam sajian yang dikemas dalam tumpeng-tumpeng untuk dinaikkan ke perahu. Selain itu ada pula beragam hasil bumi seperti  sayur mayur, buah-buahan, tebu, burung merpati, ayam, hingga pakaian anak-anak.

Ada juga mainan, alat kebersihan hingga kain dan peralatan masak. Tak lupa kepala sapi yang dibagian dalam mulutnya berisi emas diletakkan di bagian paling depan dari Jitek atau perahu, perahu yang membawa barang-barang ini merupakan symbol syukur masyarakat Mayangan itu sendiri. 

Sebelum dilarungkan jitek(kapal kecil) yang berisi berbagai macam sajian ini didoakan Bersama dan ditarik oleh kapal besar dan diiringi oleh 61 kapal lainnya untuk dibawa ke utara pesisir gili, kemudian setelah jitek sampai ditengah laut jitek tidak ditenggelamkan tetapi dihanyutkan seperti halnya sesajen kemudian barang -- barang tersebut boleh diambil oleh warga yang bukan dari mayangan. 

Setelah upacara petik laut dilaksanakan dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh para sesepuh dan diikuti warga setempat kemudian kapal-kapal yang mengiring jitek tadi kembali ke pesisir laut mayangan probolinggo.

Melestarikan sebuah tradisi merupakan hal yang sangat penting, terlebih tradisi yang telah menjadi kegiatan turun - temurun dalam masyarakat. Dalam hal ini masyarakat pesisir yang mempercayai adanya penunggu ataupun simbol simbol, eksistensi, keberadaannya yang harus dihormati. Ritual larung sesaji dalam tradisi petik laut dilakukan untuk mendapatkan perlindungan dan keselamatan bagi para nelayan. 

Tradisi petik laut juga memberikan kontribusi dalam wisata, pemerintah memberikan fokusnya untuk menjadikan petik laut sebagai wisata tahunan. Tradisi petik laut berfungsi ritual dikarenakan pada pelaksanaan tradisi petik laut dan ritual larung sesaji melahirkan sebuah eksistensi dan sakral dalam pelaksanaannya. Laut dijadikan sebagai tempat yang dianggap oleh masyarakat memiliki penjaga dan pembawa rezeki bagi Masyarakat Kawasan pesisir mayangan probolinggo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun