Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi, Soal Politisasi Agama, Semua Partai Mestinya Dukung Pernyataan Jokowi

22 November 2022   14:44 Diperbarui: 22 November 2022   14:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye Pilpres 2024 harus bersih dari politik identitas dan politisasi agama. (Foto ilustrasi: KPU).

Partai harus mengedepankan aspirasi masyarakat sebagai pemilih, sementara partai memberikan pencerahan berupa preferensi kepada masyarakat tentang figur yang layak dipilih, dengan mencermati rekam jejaknya, pengalamannya, kapasitasnya, kemampuannya, dan sisi positif dari kinerjanya.

Dalam pandagan Gerindra, politisasi agama rentan menimbulkan perpecahan. Dia juga mengingatkan bahwa politik identitas sangat merugikan, rentan menimbulkan perpecahan. Penggunaan politik SARA, terutama agama, hanya akan menimbulkan polarisasi di masyarakat.

Setiap kontestasi, apalagi Pilpres, memang rawan menimbulkan polarisasi. Namun, polarisasi karena politik idenditas sedapat mungkin dihindari. Apalagi di masa pasca pandemi dan potensi ancaman resesi yang dikhawatirkan turut mendera Indonesia, dampak politisasi agama bukan hanya memecah belah. Melainkan juga bakal berimbas ke ancaman ekonomi global.

Elit PPP meyakini Pemilu 2024 akan lebih baik dari sebelumnya jika partai-partai peserta pemilu memang menghindari berbagai hal yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Dalam kaiatan itu, PPP menyebut agama harusnya menjadi pemersatu.

Pesan-pesan agama untuk menjadi pemersatu bukan untuk memecah-belah kesatuan bangsa. Bagaimana nilai-nilai agama dijadikan dasar untuk mempersatukan semua anak bangsa. Spirit agama menjadi pemersatu nilai-nilai kebangsaan.

Seperti dikutip dari Kompas.com, elit PKS menegaskan bahwa politisasi agama pada Pemilu 2024 wajib dihindari. Agama itu sumber nilai, agama mesti dijadikan kompas moral. Politik mesti dilakukan dengan cara yang baik. Tujuan baik harus dengan cara yang baik.

PKS bersama PAN, PPP dan PKB merupakan partai-partai politik islam. Seperti umum diketahui, empat partai politik islam ini tidak pernah berada dalam koalisi tunggal poros islam, baik di Pemilu 2014, 2019 dan juga kemungkinan besar di Pemilu 2024.

Menuju Pemilu 2024, PAN dan PPP sudah berhimpun dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar. PKB sudah 'menyatu' dengan Gerindra dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR), sementara PKS masih bingung menentukan pilihan, apakah tetap bergabung dengan NasDem dan Demokrat untuk membangun Koalisi Perubahan (KP). PKS disebut-sebut masih ditarik-tarik oleh KIB dan KIR.

Merujuk pada sejarah dan pemberitaan media, wacana tentang pembentukan koalisi antar empat partai berbasis islam itu (PAN, PPP, PKB dan PKS) selalu dikemukakan pada saat menjelang pemilihan presiden.

Entah mengapa wacana itu selalu gagal diwujudkan, dan kembali suara umat Islam terpecah pecah ke dalam bangunan koalisi nasional yang dimotori oleh partai partai lain yang tidak mengusung calon presiden dari kalangan partai Islam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun