Susi saat ini memiliki banyak pengikut (follower) di akun media sosialnya, terutama twitter. Followernya mencapai 3,3 juta, atau 2 juta di bawah Kang Emil. Susi  menegaskan, akan memanfaatkan ketenarannya di dunia maya untuk meningkatkan peranannya dalam dinamika politik nasional.
Ia mengakui tidak mau lagi golput, seperti sebelum-sebelumnya. Itu karena ia belum tahu cara-cara berpolitik. Ia juga belum pernah berpartai. "Hanya partai sosmed. Kalau sekarang kan partai dunia nyata," katanya ketika disinggung kembali kepastiannya masuk Golkar.
Sebelumnya, Susi memberikan kode akan bergabung ke partai politik dengan mengunggah foto pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melalui akun media sosialnya.
"Seandainya Susi yang apolitik dini diajak berpolitik, kasih saran netizen pilih yang mana ya? Kuning milik Pak Airlangga atau warna lainnya?" tulis Susi di akun Twitternya, @susipudjiastuti.
"Bu Susi ini banyak pengikutnya. Secara politik 'kan pengikut harus diwadahi. Wadah itu namanya partai politik," timpal Airlangga seperti dikutip dari situs resmi Partai Golkar.
Jika Kang Emil, Susi dan Wanda Hamidah tidak malu-malu dalam menyemai pemikirannya untuk bergabung dengan Partai Golkar, tidak demikian halnya dengan Bahlil Lahaladia.
Bahlil Lahaladia resminya adalah kader Golkar, jauh sebelum ia memimpin PB Hipmi pada 2015-2019, kemudian Kepala BKPM sejak 2019 dan terakhir diangkat menjadi menteri investasi pada 2021.
Bahlil sendiri mengaku dirinya saat ini masih menjadi kader Partai Golkar, meski tak masuk dalam struktural pengurus dan hanya kader biasa. Meski bukan pengurus partai, namun Bahlil mestinya sadar bahwa ia tetaplah kader partai, karena tidak pernah menyatakan keluar dari partai, sehingga mestinya menurut pada kebijakan partai.
Ironisnya, Bahlil terkesan cuek saja dalam melontarkan kekonyolan sikap atau perilaku ngocolnya. Ia menyatakan tidak harus memberikan dukungan pada Airlangga, yang sudah diputuskan sebagai capres dari Golkar. Ia, dalam sebuah acara, bahkan berani meneriakan "presiden" pada Puan Maharani
"Apa emang enggak boleh orang dari luar partai (PDIP) mendukung Mbak Puan menjadi presiden," kata Bahlil di Sport Center DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2022), sebagaimana dikutip media.
Walau kader Golkar, Bahlil mengklaim mendukung Puan sebagai calon presiden sebagai bentuk emansipasi kepada perempuan. Menurutnya masyarakat diberi kebebasan untuk memilih karena semua capres memiliki keunggulan masing-masing. "Itu kan demokrasi. Semuanya pantas lah. Namanya mencalonkan boleh saja dong. Karena semuanya bagus," tepis Bahlil Lahaladia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H