Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Safari Politik ala AHY

26 Oktober 2022   16:12 Diperbarui: 26 Oktober 2022   16:36 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Surya Paloh dan AHY di Wisma Nusantara. (Foto: Sindonews.com)

AGUS Harimurti Yudhoyono dua hari terakhir ini melakukan dua safari politik yang bisa jadi menentukan jalan hidupnya. Pada Selasa (25/10/2022), Ketua Umum Partai Demokrat itu bersilatutrahmi ke kediaman Anies Rasyid Baswedan di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 

Besoknya, tepatnya Rabu (26/10) siang ini, AHY kembali menggelar pertemuan dengan 'panglima' NasDem, Surya Paloh.AHY sudah bertemu dengan Anies Baswedan hanya berselang beberapa hari setelah Anies dideklarasikan sebagai bakal calon (balon) presiden dari NasDem, 3 Oktober di NasDem Tower. Jauh sebelumnya, Surya Paloh sudah pula menerima kunjungan AHY di tempat sama.

Kunjungan AHY ke NasDem Tower lebih banyak berkaitan dengan rencana koalisi antara NasDem dengan Demokrat dan PKS, tentunya seraya memperbincangkan peluang capres dan cawapres dari koalisi yang akan dibentuk.

Pertemuan perdana Anies dengan AHY di kantor DPP Partai Demokrat di bilangan Jalan Pegangsaan disebut-sebut dalam rangka penjajakan Anies terhadap AHY yang sejak awal ditargetkan sebagai cawapres dari koalisi NasDem, Demokrat dan PKS.

Namanya penjajakan, Anies tidak mengumumkan sesuatu yang penting dari pertemuannya dengan AHY saat itu--sesuatu yang sebaliknya ditunggu-tunggu oleh AHY.

Ketidakpuasan atas pertemuan perdana itulah yang mendasari kembalinya AHY bertemu dengan Anies kemarin. Namun, dalam perbincangan selama hampir satu jam di pendopo kediaman Anies itu, tampaknya tidak terjadi juga 'deal' yang diharapkan AHY. Yakni, pernyataan Anies bahwa dia memilih AHY sebagai balon cawapresnya pada Pilpres 2024 mendatang.

Itu pula yang melatar-belakangi pertemuan AHY dengan Surya Paloh Rabu siang ini. Uniknya, pertemuan tersebut tidak digelar di Nasdem Tower seperti sebelumnya. Akan tetapi di Wisma Nusantara, hanya sepelemparan batu dari Nasdem Tower, sama-sama di bilangan Gondangdia, Jakarta Pusat.

Pertemuan kedua AHY dengan SP ini mengundang bermacam tafir politik. Mengapa tidak dilakukan di NasDem Tower? Atau di Wisma Demokrat, yang letaknya juga berdekatan?

Pertemuan AHY dengan SP di Wisma Nusantara dikesankan sebagai pertemuan tidak resmi. Seperti dikutip media, AHY menyampaikan pertemuannya dengan SP kali ini hanya silaturahmi sekaligus makan siang. Dia mengaku hendak melepas rindu dengan SP karena sudah lama tidak berjumpa.

Silaturahmi, makan siang, ngobrol-ngobrol, kata AHY kepada media.

Pertemuan AHY dengan SP digelar di tengah kontroversi yang mewarnai rencana pembentukan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS. Rencana deklarasi Koalisi Biru ini disebutkan akan dilakukan 10 November mendatang, memanfaatkan momentum Hari Pahlawan.

Belakangan, rencana koalisi NasDem, PD dan PKS ini dikhawatirkan bubar jalan. Mayoritas elit NasDem tidak setuju jika PD mensyaratkan siap berkoalisi asal AHY menjadi cawapres. NasDem menghendaki cawapres untuk Anies sebagai figur yang memiliki pengalaman dan rekam jejak memimpin. Dalam konteks itu, AHY masih terbilang mentah.

"Kalau memang baik saya restui," demikian antara lain disampaikan SP kepada media seusai pertemuannya dengan AHY. Pernyataan yang sangat normatif, mengingat SP sudah memberikan kewenangan penuh kepada Anies untuk memilih pendampingnya.

Kubu PKS, yang awalnya 'stay cool' dengan kehendak PD, belakangan segendang sepermainan dengan NasDem. PKS juga tidak sependapat jika PD mensyaratkan AHY menjadi cawapres bagi Anies yang sudah diberi mandat untuk memutuskan calon pendampingnya sendiri.

Anies harus diberi pendamping sosok yang berpengalaman memimpin. Di luar figur eksternal seperti Panglima TNI Andika Perkasa, yang akan memasuki masa pensiun pada Desember 2022 mendatang, PKS kemudian menetapkan Ahmad Heryawan sebagai sosok alternatif pendamping Anies.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan, tidak kalah rekam jejaknya dengan Anies. Aher dinilai sukses memimpin Jabar sebagai gubernur dua periode, 20008-2013 dan 2013-2018.

Merujuk pada syarat jam terbang, rekam jejak dan fase kepemimpinan, AHY boleh dibilang kalah jauh dibanding nama-nama lain yang diplot sebagai pendamping Anies. Misalnya, Andika Perkasa atau Aher tersebut.

Bahkan, dibanding adiknya sendiri, Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Merujuk pada catatan keduanya, sementara AHY menjadi ketua umum, Ibas adalah ketua Fraksi PD DPR RI. Namun, Ibas telah lama terjun ke dunia politik dan memulainya dari bawah, sedangkan AHY baru memulai karier politiknya saat akan terjun di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Bisa dibilang, Pilkada DKI 2017 menjadi medan perang awal bagi AHY mengarungi dunia politik. Dia pensiun dari dunia militer yang telah dijalaninya selama 16 tahun. Pangkat terakhirnya: Mayor.

Didukung oleh PD, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta, AHY berpasangan dengan Sylviana Murni atau Mpok Sylvi, seorang birokrat yang lama bertugas di Pemerintahan DKI Jakarta. AHY saat kampanye sebagai cagub DKI Jakarta.

Catatan menunjukkan, pasangan AHY-Sylvi yang mendapat nomor urut 1, bertarung dengan dua pasangan lainnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebagai petahana dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Kampanye dijalani, hingga akhirnya tiba hari pemungutan suara pada 15 Februari 2017.

Debut AHY di dunia politik berakhir dengan kegagalan. Dia dan pasangannya kalah di putaran pertama Pilgub DKI Jakarta lantaran hanya meraih 17,06%. Pasangan ini kalah dari Ahok-Djarot (42,99%) dan Anies-Sandi (39,95%). Pada putaran kedua, Anies-Sandi menang.

Kalah di Pilgub DKI Jakarta tak mematikan karier politik pria yang lahir di Bandung, 10 Agustus 1978 ini. Dia dipercaya menjadi Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) untuk pemenangan Pileg 2019. Di Pileg 2019, PD dapat 7,8 persen.

Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum PD, mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum. Puncaknya, suami Annisa Pohan ini terpilih sebagai ketua umum PD dalam Kongres V Partai Demokrat yang digelar di Jakarta, Maret 2020.

Di sisi lain, Ibas bisa dibilang lebih kaya pengalaman di dunia politik. Pria yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 24 November 1980 ini punya pengalaman sebagai Ketua Departemen Kaderisasi DPP Partai Demokrat Tahun 2008-2010. Ibas juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Tahun 2010-2015. Selain itu, Ibas juga menjadi Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Tahun 2014-2019.

Selain sebagai pengurus partai, Ibas hingga kini tercatat sebagai anggota DPR RI selama tiga periode yakni 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024. Ibas pun menjadi ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI.

Nama suami dari Aliya Rajasa ini juga sempat disebut-sebut menjadi calon ketua umum Partai Demokrat pada Kongres V Partai Demokrat Tahun 2020. Namun, akhirnya hanya nama sang kakak, AHY, yang muncul. Dan, jadilah sang kakak sebagai ketua umum Partai Demokrat menggantikan ayahnya, SBY. Sementara, Ibas menjadi wakil ketua umum...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun