Pertemuan AHY dengan SP digelar di tengah kontroversi yang mewarnai rencana pembentukan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS. Rencana deklarasi Koalisi Biru ini disebutkan akan dilakukan 10 November mendatang, memanfaatkan momentum Hari Pahlawan.
Belakangan, rencana koalisi NasDem, PD dan PKS ini dikhawatirkan bubar jalan. Mayoritas elit NasDem tidak setuju jika PD mensyaratkan siap berkoalisi asal AHY menjadi cawapres. NasDem menghendaki cawapres untuk Anies sebagai figur yang memiliki pengalaman dan rekam jejak memimpin. Dalam konteks itu, AHY masih terbilang mentah.
"Kalau memang baik saya restui," demikian antara lain disampaikan SP kepada media seusai pertemuannya dengan AHY. Pernyataan yang sangat normatif, mengingat SP sudah memberikan kewenangan penuh kepada Anies untuk memilih pendampingnya.
Kubu PKS, yang awalnya 'stay cool' dengan kehendak PD, belakangan segendang sepermainan dengan NasDem. PKS juga tidak sependapat jika PD mensyaratkan AHY menjadi cawapres bagi Anies yang sudah diberi mandat untuk memutuskan calon pendampingnya sendiri.
Anies harus diberi pendamping sosok yang berpengalaman memimpin. Di luar figur eksternal seperti Panglima TNI Andika Perkasa, yang akan memasuki masa pensiun pada Desember 2022 mendatang, PKS kemudian menetapkan Ahmad Heryawan sebagai sosok alternatif pendamping Anies.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan, tidak kalah rekam jejaknya dengan Anies. Aher dinilai sukses memimpin Jabar sebagai gubernur dua periode, 20008-2013 dan 2013-2018.
Merujuk pada syarat jam terbang, rekam jejak dan fase kepemimpinan, AHY boleh dibilang kalah jauh dibanding nama-nama lain yang diplot sebagai pendamping Anies. Misalnya, Andika Perkasa atau Aher tersebut.
Bahkan, dibanding adiknya sendiri, Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Merujuk pada catatan keduanya, sementara AHY menjadi ketua umum, Ibas adalah ketua Fraksi PD DPR RI. Namun, Ibas telah lama terjun ke dunia politik dan memulainya dari bawah, sedangkan AHY baru memulai karier politiknya saat akan terjun di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Bisa dibilang, Pilkada DKI 2017 menjadi medan perang awal bagi AHY mengarungi dunia politik. Dia pensiun dari dunia militer yang telah dijalaninya selama 16 tahun. Pangkat terakhirnya: Mayor.
Didukung oleh PD, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta, AHY berpasangan dengan Sylviana Murni atau Mpok Sylvi, seorang birokrat yang lama bertugas di Pemerintahan DKI Jakarta. AHY saat kampanye sebagai cagub DKI Jakarta.
Catatan menunjukkan, pasangan AHY-Sylvi yang mendapat nomor urut 1, bertarung dengan dua pasangan lainnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebagai petahana dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Kampanye dijalani, hingga akhirnya tiba hari pemungutan suara pada 15 Februari 2017.