Disebutkan, kritik atas kemenangan Anies saat 2017 itu diraih karena ada kelompok-kelompok Islam melakukan agitasi selama berbulan-bulan terhadap wakil gubernurnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, karena kasus penodaan agama. Anies saat itu dianggap tidak berbuat banyak untuk memperbaiki polarisasi yang terjadi.
Anies bersama Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa merupakan tiga nama yang kemungkinan diusung NasDem sebagai capres. Anies juga disebut-sebut sebagai calon potensial oleh Demokrat, PKS, dan sebagian elit PAN.Â
Dilihat dari konteks itu, Anies tentunya berpeluang juga untuk dijadikan calon oleh partai lain, tetapi hampir muskil menjadi salah satu pilihan KIB yang sejauh ini fokus untuk mengusung calon dari internal koalisi.
Kendati demikian segala kemungkinan bisa saja terjadi. Untuk KIB, termasuk meminang calon dari luar koalisi, dalam hal ini untuk posisi cawapres. Hal itu tentunya berkaitan dengan kalkulasi atau kans memenangi kompetisi pada kontestasi akbar politik 2024 nanti.Â
Meski platform KIB yang berkonsentrasi pada program dan politik gagasan tidak beririsan dengan visi atau pandangan Anies, bisa jadi hal itu bisa tertepis dengan semakin meningkatnya popularitas dan elektabilitas dari mantan mendiknas tersebut.
Karena perbedaan pandangan itu nama Anies sejauh ini juga tampaknya belum pernah masuk dalam radar KIB. Demikian juga dari para loyalis Airlangga. Anies yang bukan 'orang partai', memastikan posisinya yang 'wait and see'.
Posisi Anies sebagai 'non partisan' serupa dengan Panglima TNI Andika Perkasa, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, atau Sri Pujiastuti, mantan menteri kelautan dan perikanan, yang sama-sama berpeluang dicalonkan sebagai capres dan cawapres.
Dalam berbagai simulasi yang dilakukan lembaga survei terkait capres dan cawapres untuk Pilpres 2024, nama Anies selama ini cukup dijagokan bersama Agus Harimurti Yudhoyono, pimpinan Demokrat.Â
Dalam penelusuran penulis, belum pernah ada lembaga survei yang menduetkan Airlangga dengan Anies. Ini, sekali lagi, mungkin karena perbedaan visi dari keduanya.
Airlangga sendiri menjadi salah satu pimpinan partai yang dinilai cocok diduetkan dengan siapa saja, baik dengan Andika Perkasa, Ganjar Pranowo, atau Agus Harimurti Yudhoyono serta Sri Mulyani dan Khofifah Indar Parawansa.Â
Duet Airlangga dengan Sri Mulyani, Andika Perkasa atau Khofifah bahkan disebut-sebut bisa mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani atau Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo, atau Anies Baswedan-AHY yang kemungkinan besar diusung Demokrat, PKS dan NasDem.***