Mohon tunggu...
Healthy

Yuk, Kenali Sexual Masochism Disorder

24 Januari 2016   12:55 Diperbarui: 24 Januari 2016   13:42 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut pandangan psikodinamik, parafilia jenis ini pada dasarnya defensif, melindungi ego dari ketakutan dan ingatan dan direpres, dan mewakili fiksasi pada tahap pragenital dalam perkembangan psikoseksual.

-          Pandangan Behavioral dan Kognitif

Terdapat pandangan bahwa parafilia ini muncul dari classical conditioning, yang secara kebetulan telah memasangkan rangsangan seksual dengan kelompok stimulus yang dianggang tidak pantas oleh masyarakat. Namun teori yang terbaru mengenai parafilia bersifat multidimensional, dan menyatakan bahwa parafilia muncul apabila terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang. Seringkali orang dengan parafilia mengalami penyiksaan fisik dan seksual pada masa kanak-kanak, dan tumbuh dalam keluarga yang hubungan antara orang tua dengan anak terganggu (Mason, 1997; Murphy, 1997). Pengalaman-pengalaman awal ini dapat berkontribusi terhadap tingkat kemampuan sosial serta self-esteem yang rendah, kesepian, dan kurangnya hubungan intim yang sering terlihat pada parafilia (Kaplan & Kreuger, 1997; Marshall, Serran, & Cortoni, 2000). Kepercayaan bahwa sexual abuse pada masa kanak-kanak merupakan predisposisi untuk munculnya, ternyata, masih perlu ditinjau ulang. Berdasarkan penelitian, kurang dari sepertiga pelaku kejahatan seks merupakan korban sexual abuse sebelum mencapai usia 18 tahun. Distorsi kognitif juga memiliki peran dalam pembentukan parafilia. Orang dengan parafilia dapat membuat berbagai pembenaran atas perbuatannya. Pembenaran dilakukan antara lain dengan mengatribusikan kesalahan kepada orang atau hal lain, menjelek-jelekkan korban, atau membenarkan alasan perbuatannya. Sementara itu, berdasarkan perspektif operant conditioning, banyak parafilia yang muncul akibat kemampuan sosial yang tidak adekuat serta reinforcement yang tidak konvensional dari orang tua atau orang lain

Nah gimana cara kita untuk mencegahnya?

Ada 3 klasifikasi prevensi atau pencegahan yaitu :

Yang pertama Prevensi primer yaitu melakukan pencegahan terhadap individu yang rentan megalami gangguan. lalu yang kedua ada Prevensi sekunder yaitu dilakukan terhadap individu yang telah jelas mengalami gangguan, dan yang terakhir adalah Prevensi tersier yaitu sebuah pencegahan yang dilakukan agar gangguan yang dialami oleh individu tidak bertambah parah, dan ketika pulih, diusahan berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Dibawah ini saya akan coba membahas upaya pencegahan dari ketiga klasifikasi diatas.

Prevensi primer :

Mengajari anak-anak untuk mengenali perilaku orang dewasa yang tidak pantas, menolak bujukan, segera menjauh dari situasi tersebut dan melaporkan insiden tersebut kepada orang dewasa yang tepat. Anak-anak diajari untuk mengatakan ‘tidak’ secara tegas dan asertif apabila ada orang dewasa yang berbicara kepada mereka atau menyentuh mereka dengan cara yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Para penyuluh dapat menggunakan buku-buku komik., film, dan gambaran tentang situasi berisiko dalam upaya mengajarkan tentang karakteristik penganiayaan seksual dan bagaimana cara anak-anak melindungi diri mereka sendiri.
Intevensi untuk orang dewasa, titik beratnya adalah pada pemaparan terhadap ingatan atas trauma tersebut melalui diskusi atmosfer terapeutik yang aman dan suportif. Mempelajari bahwa seksualitas manusia yang sehat tidak dapat menjadi bagian yang memperkuat kepribadian individu seiring berkembangnya kematangan pribadinya. Hambatan dalam kontak fisik dapat ditangani dalam lingkungan terapi kelompok dengan cata memegang tangan dan mengusap punggung secara terstruktur dan nonseksual. Seperti halnya pada perkosaan, penting untuk membuang rasa bersalah atas apa yang terjadi, mengubah atribusi tanggung jawab individu dari konsep diri “tingkah laku saya buruk” ke “tingkah laku (pelaku) buruk”. Intervensi bervariasi tegantung pada usia korban — remaja berusia 14 tahun tidak memerlukan boneka untuk mengingat apa yang terjadi, dan anak berusia 3 tahun jelas tidak dapat mengikuti untuk terapi kelompok. 

Prevensi sekunder :

Terdapat beberapa jenis perawatan untuk parafilia, yaitu terapi psikoanalitis, behavioral, kognitif, serta biologis. Terdapat pula usaha hukum untuk melindungi masyarakat dari pelaku kejahatan seksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun