Mohon tunggu...
Tazkia Raissa Widyadana
Tazkia Raissa Widyadana Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

Murid SMAN 28 Jakarta, kelas XI MIPA 3, dan absen kelas nomor 33.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cerpen: Manusia Planet Dymos

22 November 2020   10:12 Diperbarui: 22 November 2020   10:18 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang ditanya pun mengedikkan bahu. "Gak tahu, sepertinya gak bisa. Lihat saja di berita, bahkan di situasi seperti ini pun masih banyak manusia di Bumi yang membuang sampah sembarangan. Gak tahu diri."

Jawaban Ciko ada benarnya. Kerusakan di Bumi bukan hanya semata-mata karena kebakaran hutan, tetapi juga karena menumpuknya sampah di perairan dan pemanasan global yang semakin menjadi-jadi. Selain itu, asteroid yang menghantam Bumi enam tahun lalu pun juga menyebabkan kerusakan yang tidak kecil di Bumi.

Hana jadi berandai-andai, bagaimana jadinya jika orang-orang yang hidup di Bumi puluhan tahun yang lalu tidak semena-mena terhadap lingkungan? Mungkinkah keadaan Bumi akan seperti sekarang? Ia pun kembali mengajak sang adik untuk berdiskusi. "Eh, Cik, menurut kamu nih kalau seandainya orang-orang dulu lebih merawat lingkungan bagaimana, ya?"

"Hmm? Maksudnya?" Sang adik meminta agar Hana memperjelas maksud dari pertanyaannya.

"Maksudku bagaimana jadinya kalau orang-orang yang hidup di Bumi dulu mau menjaga lingkungannya? Apakah kerusakan seperti ini akan terjadi?"

Ciko menautkan alisnya. Raut wajahnya menunjukkan kalau dirinya tengah berpikir keras. "Mungkin? Ya... bisa saja kerusakan seperti ini dicegah."

"Benar, kata nenek dahulu sudah ada berbagai upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan, tetapi tetap saja masih banyak masyarakat yang gak menghiraukannya," ucap Hana, "mulai dari hal kecil, orang-orang suka membuang sampah sembarangan di jalan atau tempat lainnya, padahal kan sudah ada tempat sampah yang disediakan."

Adik Hana itu berdecak, kemudian tertawa. "Hahaha, bicara tentang sampah, ya? Lihat saja, masih banyak orang yang membuang sampah sembarang, bahkan hingga saat ini. Lagi pula kalau aku boleh jujur, menurutku manusia itu terlalu serakah. Mereka mengorbankan alam demi uang."

Lagi-lagi perkataan Ciko memang benarnya adanya. Nenek Hana pernah bercerita kalau puluhan tahun yang lalu ada banyak hutan yang ditebang secara liar, bahkan dibakar untuk pembukaan lahan. Mungkin orang-orang dahulu masih banyak yang tak begitu memedulikan dampak dari kerusakan lingkungan terhadap generasi selanjutnya.

Obrolan Hana dan Ciko dilanjutkan dengan membahas tentang perkembangan teknologi di Dymos saat ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi kian hari makin berkembang, kemajuan yang sangat cepat bagi peradaban manusia. Bahkan, di Dymos pun sekarang sudah ada mobil terbang yang dapat dilipat! Bukankah itu adalah perkembangan luar biasa dalam peradaban dunia?

Hana mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi dan menikmati tehnya sembari memikirkan nasib planet Dymos nantinya. Akankah Dymos mengalami hal yang sama seperti Bumi jikalau orang-orang yang menghuninya tidak menjaga lingkungan? Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar bagi Hana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun