Aku tak tahu sungguh apakah ini yang disebut cinta? yang kutahu, telah kuberikan segala kemampuanku untuk membangunmu lebih maju. Segalanya, bahkan sampai melupakan kepentingan diriku sendiri. Tak hitung kesedihan dan nasehat yang datang kepadaku di masa lalu karena berjuang untukmu. Dan di masa itu, aku selalu bisa tersenyum dan menahan kepedihan itu untuk diriku sendiri. Lalu mengapa sekarang aku harus menangis?
Jika kau bertanya mengapa aku bertahan pada rasa kasihku padamu, itu karena kebahagiaanmu adalah juga kebahagiaanku. Kepedihanmu adalah kepedihanku. Deritamu adalah deritaku. Kesengsaraanmu adalah kesengsaraanku. Karena itu aku berjuang, senantiasa berupaya untuk berbuat baik bagi segala lapisan masyarakatmu. Bagaimana aku akan menghentikannya? Â ini adalah panggilan jiwaku. Deritaku.
Indonesia sayang...
Aku tahu kau tak selalu menghendaki baktiku untukmu. Kau tak selalu menghendaki perjuanganku. Masih banyak putera puteri bangsa yang lebih kokoh dan tegar berdiri untukmu dibanding aku. Mereka menyumbang lebih banyak untuk kemajuanmu. Tapi itu justru membuatku bahagia. Kehadiran mereka membuatku tidak merasa sendirian lagi berjuang untukmu. Kehadiran mereka membuatku percaya bahwa masa depan gemilang terbentang di hadapan.
Indonesia sayang...
Meski jejak perjuanganku untukmu suatu saat nanti akan menghilang dari pusaran zaman,
aku tahu, seperti halnya aku, kau pula akan selalu mengingatku.Â
Di hatimu.Â
Perjuangan ini belumlah usai. Selamat ulang tahun, negaraku.Â
18 Agustus 2017.