Mohon tunggu...
tauvikel
tauvikel Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang belajar menulis, aktifitas sehari hari bekerja di kantor swasta, kegemaran membuat doodle, coret coretan, gambar tidak bermakna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Apa Aku Salah Menonton Sinetron?

17 Maret 2016   12:44 Diperbarui: 17 Maret 2016   12:51 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia penyanyi utama orkes melayu ‘Butuh Order’pimpinan Boli. Dia muncul dengan anggun entah dari mana. Melenggang ke tengah jalan di bawah gapura Batas kota, batas kota Solo dan desa dimana Ciu khas Solo berasal. Dia ada di antara kami, Dia membuka kerudung selendang hitam. Wajahnya sendu disela rambut panjangnya. Paras cantiknya tertunduk di bawah temaram lampu jalan. Dia gadis cantik yang menjadi pintuku berubah hati dan pikiran sebagai petarung kejam saat ini. Dia seperti bidadari malam yang baru saja selesai mandi kembang tujuh rupa pada jam 12 malam setelah dia berdosa padaku.

Peduli setan…, aku sudah ingin perang.

***

Gambarku inilah yang menjadi awal cerita pedihku yang sial, terjebak, difitnah dan diteror sampai keluargaku di kampung ikut kena getahnya.

[caption caption="Apa aku salah menontin sinetron ?"]

Aku membuat gambar itu sekitar empat tahun lalu. Tulisan di bawahnya ‘Apa aku salah menonton sinetron?’ telah memancingku untuk menulis puisi. Mendadak saja seperti perut mulas ingin buang air besar, meskipun aku berusaha sekuat mungkin untuk menahannya tetap saja aku tidak kuat, merontalah isi dalam perut. 

Semisal aku Superhero pun aku tak akan kuat menahannya, terkecuali kekuatan superku adalah mengubah kotoran dalam tubuh menjadi senyum manis menawan yang memukau mata semua insan, saat terasa ingin ‘ke belakang’ maka aku akan tersenyum, ‘smile…cling!’ dan beres sudah, perutku lega dan dunia berhenti sejenak terpukau oleh senyuman superku. 

Namun demikian aku pikir tetap saja aneh rasanya bila Superhero tak pernah buang air besar meskipun aku tidak pernah melihat adegan Superhero buang air besar dalam film atau dalam komik. Aku tetap tidak bisa menahan dorongan itu. Aku pun  menuruti dorongan untuk menulis puisi dari gambarku itu.

Tulisan ‘Apa aku salah menonton sinetron ?’ di bagian bawah gambar itu adalah pertanyaan besar yang terbersit dari kesukaanku melihat sinetron semasa aku mengganggur. Melihat sinetron yang tokoh-tokohnya tampan-tampan, cantik-cantik , kaya-kaya  dan sepertinya bau mereka sangat wangi, baju-baju mereka selalu tersetrika rapi, baik penjahat atau pemulung sekalipun, kisahnya yang penuh kebetulan serta keajaiban sampai tokoh-tokohnya pun sering kaget dan berteriak ‘Apa ?!’ dengan ekspresi wajah yang menggemaskan, serinya yang panjang, diputar setiap hari sampai ratusan episode.

Jadi, apa aku salah menontron sinetron ?

Di kampungku, Nenekku, ibuku, temanku, tetanggaku dan pacarku juga suka menonton sinetron. Ah. Pacarku waktu itu sebelum kami putus karena aku tidak punya motor bahkan tidak bisa naik motor untuk diajak menonton kirab pusaka malam satu Suro Keraton Kasunanan Surakarta, kira-kira jauhnya dua jam perjalanan naik motor dari kampungku.

 Mantanku itu akhirnya pergi dengan lelaki bermotor yang menjadi pacarnya di kemudian hari. Aku merelakan saja. Biarkan. Lebih baik dia bersama lelaki bermotor yang bisa mengajaknya putar-putar kemanapun dia mau. Aku sadari aku hanya bisa mengajaknya kencan nonton sinetron bareng waktu itu, itupun bersama keluargaku, kadang juga bersama keluarga tetangga di kampung yang belum punya televisi. Pacaran macam apa itu ?. Biarlah dia pergi. Sinetron jauh lebih baik daripada mantan pacarku itu. Selain sinetron telah menghiburku, membuatku bersedih, penasaran, sinetron juga telah mengilhamiku membuat gambar dan puisi pertamaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun