Tahun 2016, semua perhatian tersedot ke pintu tol Brebes Timur alias Brebes Exit (Brexit). Horor kemacetan parah pada Juli 2016 lalu itu  menjadi catatan kelam dalam sejarah mudik Lebaran di Indonesia.
Kemacetan mengular hingga belasan kilometer. Pemudik terjebak berjam-jam. Akibatnya, 12 orang meninggal karena  kelelahan dan sakit.
Tahun ini, pandangan mata tertuju ke gerbang tol Manyaran, Semarang, Jawa Tengah. Gerbang tol ini merupakan pertemuan antara jalur tol fungsional Batang - Semarang dan jalur Pantura.
Kekhawatiran bakal terulangnya tragedi Brexit terus membayang. Agar tak terulang, berbagai strategi pun dijalankan.
Posko terpadu mudik Lebaran Polda Jawa Tengah dipusatkan di gerbang tol Manyaran. Petugas Kepolisian, Dinas Perhubungan, hingga Tim Medis siaga 24 jam.
Tim Jasa Marga juga menyiapkan jurus-jurus pengurai kemacetan.
Jumlah gardu tol ditambah menjadi 12. Gardu tol dibuat model satelit, tidak sejajar seperti di Cikarang Utama.Â
Tujuannya, arus kendaraan bisa lebih leluasa.
Petugas-petugas Jasa Marga juga siaga menjelang pintu tol, mengarahkan mobil pemudik menuju gerbang tol yang antreannya paling sedikit.
Ada pula petugas yang dengan sopan bertanya dan mengingatkan pemudik untuk menyiapkan kartu pembayaran elektronik. Jika saldo kurang atau habis, para petugas itu siap melayani pembelian.
Tak hanya itu, tim Jasa Marga juga menyediakan petugas yang membawa mobile reader kartu elektronik.Â
Mereka jemput bola. Mendatangi mobil-mobil pemudik yang tengah antre.Â
Sehingga, Â tap transaksi tak harus dilakukan di pintu tol. Praktis, antrean di pintu tol pun lebih cepat terurai.
Alhamdulillah, dengan kesiagaan dan kesigapan para petugas di lapangan, kekhawatiran terulangnya tragedi Brexit bisa dihindarkan.
Lonjakan jumlah kendaraan hingga 47 ribu per hari saat mudik pun bisa lancar terurai di gerbang tol Manyaran.Â
Selama berhari-hari, lebih dari 70 orang petugas Jasa Marga siaga 24 jam di gerbang tol Manyaran.
Mereka rela melewatkan momen khusuknya i'tikaf di akhir Ramadhan. Mereka rela menunda nikmatnya kehangatan silaturahim bersama keluarga kala Lebaran.
Saat kita, para pemudik, menjemput indahnya impian segera berkumpul dengan keluarga, para petugas di lapangan terus memutar otak.
Memeras keringat. Mengatur strategi. Agar tragedi Brexit tak terjadi lagi.Â
Alhamdulillah. Perjalanan kita pun lancar.Â
Alhamdulillah.Â
Kita bisa tiba di kampung halaman. Tanpa macet berjam-jam. Akhirnya. Alhamdulillah. Kita bisa bersua melepas rindu.Â
Mereguk nikmatnya silaturahim. Bersama handai taulan dan keluarga tercinta. Maka, seuntai ucap terima kasih, kiranya pantas kita sampaikan, untuk para petugas di lapangan.
Salam dari kami.Â
Satu di antara ribuan orang yang menikmati lancarnya mudik tahun ini. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H