Saya bisa menanyakan apapun ke dia terkait kebutuhan data, belajar tetang apa saja, atau apapun yang saya butuhkan dan keterampilan apapun yang ingin saya tingkatkan selama magang. Singkatnya, dia adalah mentor saya.
Singkat cerita, hanya dalam beberapa hari, kami terlihat sangat dekat (dalam artian mentor dan murid). Saya seperti dengan "cuek" dan berani menanyakan apapun yang ingin saya tahu sesuai petunjuk pimpinan tadi.Â
Hebatnya, beliau tetap menjawab apapun yang saya tanyakan dan saya butuhkan. Singkatnya, saya harus akui kalau ia adalah mentor yang hebat, brilian dan cerdas di usia yang mungkin hanya beberapa tahun berbeda dari saya waktu itu.
Suatu hari, pimpinan unit tadi memanggil saya dan bertanya tentang bagaimana mentor saya itu membantu saya. Dan saya menceritakan apa adanya dan seperti yang ia juga lihat.Â
Semua orang tiba-tiba memuji keberanian saya untuk dekat dengan si "Mba cerdas" tadi. Saya pun mendadak bingung. Setelah semua memuji saya bisa begitu akrab dan "berani" dengan si Mba cerdas tadi.
Barulah pimpinan unit tadi menceritakan kalau si "Mba Cerdas" itu sebenarnya adalah anak dirut di perusahaan BUMN (besar) ini dan dia ada di sini karena memang kualitas dan kemampuannya.
Saya tercengang sejenak. Ternyata, mentor yang selama ini sering saya "becandain"Â adalah anak dirut dan dia tidak pernah sedikitpun membuka rahasia itu. Hebat. Jadi, punyalah sikap berani dalam bergaul di tempat magang, itu salah satu kunci suksesmu di tempat magang, teman.
3. Sikap "Menerima"
Kita akan lebih cepat maju jika terbuka terhadap masukan. Mudah menerima saran apalagi untuk kebaikan dan perkembangan diri kita sendiri. Ya, di tempat magang atau di mana saja, kita perlu mempunyai sikap menerima masukan, situasi yang ada bahkan kritikan yang membangkitkan semangat.
Orang yang enggan menerima masukan, ilmu baru dan sebagainya, umumnya sulit untuk maju. Ingat, Jangan menyilangkan tangan ketika bicara dengan orang lain.Â
Jangan mengernyitkan dahi ketika tidak setuju dengan orang lain. Ini adalah sebagian kecil dari mengunci diri untuk maju. Tidak sepakat itu lumrah. Taksetuju itu normal. Tapi menolak kebenaran dan takmenerima kebaikan adalah sebuah kesalahan.
Jadilah pribadi yang menerima apalagi untuk hal yang baik dan untuk meningkatkan kemampuan dirimu.Â