Meskipun akhlaknya terbaik seantero bumi, ibadahnya paling yahud sejagad semesta, ilmu sosial politiknya tiada banding dan lain sebagainya yang takkan cukup uraian kalimat untuk menuliskannya, tapi beliau selalu berdoa,
"Allahumma Ij'alni Minal Qaliil"
yang terjemahan sederhananya adalah, Ya Allah, jadikanlah aku termasuk hambamu yang "sedikit". Ketika ditanya apa maksudnya, beliau dengan anggun menjawab, "sedikit hamba Allah yang pandai bersyukur"
Pertanyaannya, jika beliau saja meminta dimasukkan ke dalam golongan yang "sedikit", lalu mengapa kita selalu berlomba-lomba untuk masuk ke golongan yang banyak?Â
Mengapa banyak dari kita yang rela menghabiskan malam dan siang hanya untuk mengejar sesuatu yang "banyak" itu? yang sebenarnya justru sesuatu yang kita kira banyak itu adalah "sedikit"?
Ingat, kalau kita hari ini condong kepada keburukan, maka masih ada waktu untuk mengubah jalur ke arah kebaikan.Â
Ya, karena kita adalah makhluk "kemungkinan". Selama masih ada waktu yang diberikan kepada kita, maka selalu ada ruang untuk menjadi lebih baik setiap hari.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Be the new you
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H