Menjaga silaturahmi tidak hanya penting di masa pandemi, di masa biasa tanpa pandemi pun tetap penting dan harus dijaga. Ibarat bunga, silaturahmi itu harus dipupuk dan disiram agar ia mekar.
Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar dan tidak menjalankan konsep ini. Mereka berpikir kalau silaturahmi lebih kepada kapan gua butuh ya gua cari. Dan sayangnya, pada saat orang itu butuh, orang yang dia cari tidak merasa berteman atau bersaudara dengannya. Dan tentu Anda sudah tahu ending dari kisah-kisah seperti ini.
Lalu pertanyaannya, adakah tip sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga dan memupuk terus silaturahmi, khususnya di masa pandemi ini? Nah, kali ini kita akan coba mengulasnya secara singkat. Markililede (mari kita lihat lebih dekat) 3 tip nya.
1. Tanam Benih Silaturahmi
Mari kita analogikan silaturahmi itu adalah bunga. Maka, tip pertama untuk menjaga silaturahmi tetap lancar pada masa apapun, termasuk masa pandemi adalah dengan menanam benih silaturahmi.
Ya, yang namanya menanam benih, maka Anda harus menjadi pribadi yang menyenangkan, pribadi yang bersaudara tanpa pamrih, pribadi yang tulus, ikhlas dan seterusnya. Ingat, pada pertemuan awal membangun silaturahmi sekalipun, orang bisa menilai kita, apakah kita termasuk pribadi yang pamrih atau tulus.
Kalau kita sudah dicap pribadi yang "pamrih" dalam silaturahmi, maka jangan kaget benih yang Anda tanam tidak akan pernah tumbuh. Justu ia akan mati sebelum berkembang. Jadi, tanamlah benih silaturahmi dengan ketulusan dan sebagainya itu segera, maka di masa apapun, kehadiran Anda akan selalu dinantikan.
2. Siram Benih Silaturahmi
Setelah benih ditanam, jangan dianggurin. Tapi siram ia dengan sapa, santun dan senyum. Ya, Anda perlu membangun silaturahmi dengan menyiram benih yang sudah Anda tanam tadi. Cara mudahnya adalah dengan sering-sering menyapa.
Kalau selama pandemi susah bertemu, maka sirami benih itu dengan menyapa melalui pesan singkat, WA, telepon dan lain sebagainya. Anda tidak harus sering melakukannya. Satu kali seminggu untuk teman lama mungkin sudah cukup untuk terus menyirami benih silaturahmi yang ada. Lebih sering lebih baik. Sesekali, komen lah di grup sekolah Anda. Itu tanda sederhana kalau Anda peduli dengan penduduk grup itu.
Sapa setiap orang yang menyapa Anda di media sosial. Balas pesannya, tebarkan senyum melalui ikon yang ada. Jangan terlalu pelit bahkan untuk sekedar mengirim ikon. Ingat, hal-hal ini kalau Anda lakukan rutin akan menjadikan tumbuhan silaturahmi Anda tumbuh subur. Pada akhirnya, Anda tidak akan kesulitan bersilaturahmi dalam situasi apapun, termasuk di saat pandemi seperti sekarang.
3. Petik Buah Silaturahmi
Ini adalah bagian yang akan membahagiakan Anda. Setelah Anda tanam benih yang baik, Anda siram setiap hari, maka bersiaplah untuk memetik buah silaturahmi itu. Artinya, Anda tidak akan canggung bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan siapapun.
Ya, pada bagian ini, Anda dengan berani dan lancar akan bercerita, berbagi informasi dan lain sebagainya kepada siapa saja yang Anda inginkan untuk bersilaturahmi.
Pada bagian ini, Anda akan dengan ringan untuk menyapa siapapun yang Anda inginkan. Ya, hal ini tidak serta-merta terjadi. Bahkan terkadang Anda perlu membangunnya bertahun-tahun hingga menghasilkan buah yang manis seperti ini.
Pada saat ini, Anda tentu sudah merasakan nikmatnya membangun silaturahmi dengan banyak orang dan tentu saja itu baik bagi Anda dan orang itu.
***
Bagaimana dengan Anda? Apa Anda sering merasakan kesulitan membangun silaturahmi? Ya, bisa jadi Anda ingin langsung ke bagian ketiga tanpa melakukan bagian satu dan dua. Hal ini tentu akan berat, teman.
Tapi, jika Anda melakukannya secara rutin dan konsisten pada poin satu dan dua, maka saya yakin, poin tiga akan ikut dengan sendirinya. Karena pada bagian itu (poin 3), Anda tinggal memutuskan, buah mana yang bisa dimakan dan buah mana yang "busuk" yang memang harus dibuang. Cobalah dan rasakan nikmatnya bersilaturahmi dalam situasi apapun, termasuk ketika pandemi ini.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H