Persis seperti cintanya Laila dan Qays (majnun) yang saling mencinta tapi tidak pernah saling bersama.
Cinta Qays (majnun)Â yang luar biasa bahkan terlukis tajam dalam berbagai syair diantaranya yang paling terkenal ketika dia ditanya,
"Hai Qays, apakah dunia lebih kau inginkan dibandingkan Laila?"Â
"Debu di selipa Laila lebih aku cintai dibandingkan dunia dan isinya.."
Coba Anda tanya ke diri sendiri. Apakah jika Anda ditanya, apakah dunia lebih Anda cintai dibandingkan pasangan Anda? saya ragu (banget) kalau ada yang menjawab melebihi jawaban Qays di atas. Bahkan setengah dari jawaban Qays saja mungkin tidak.
Tapi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah cinta sehebat ini "berguna" jika tidak diikuti dengan jodoh, menikah dan hidup bersama? Sekarang jika kita balik, apakah jika ada seseorang yang berjodoh, menikah dan punya keturunan akan sangat bermanfaat kekuatan cinta (meskipun kecil) yang mereka miliki?
Rasanya pikiran standar akan menjawab, Ya. Jodoh tentu lebih kuat dan berada di atas kekuatan cinta. Cinta jika tidak berjodoh sering menyengsarakan, sedangkan jodoh meskipun tanpa cinta tetap punya peluang untuk saling mencintai meski tetap punya ruang dan tidak mudah untuk dihadapi.
Sederhananya begini, jika Anda mencintai seseorang, tapi Anda belum berjodoh dan menikah dengannya, apakah Anda akan menyerahkan deposito dan rumah atas namanya?
Sebaliknya, jika Anda sudah berjodoh dan menikah dengan seseorang, bahkan meskipun Anda belum cinta (banget) dengan pasangan Anda itu, apakah Anda berani mempercayakan aset dan kekayaan Anda untuknya?
Silakan direnungkan. Semoga bisa menyadarkan siapapun, khususnya yang belum atau akan menikah, kalau kekuatan cinta bukanlah yang paling hebat, karena ada kekuatan jodoh yang jauh lebih luar biasa hebat yang akan membuat Anda rela melakukan apa saja untuk jodoh Anda itu.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia