Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Strategi "Fifty-Percent Complete" dan Resolusi yang Tak Tercapai

25 Desember 2020   12:54 Diperbarui: 26 Desember 2020   09:56 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman mengirimkan pesan singkat untuk coba membahas tentang resolusi di tahun depan. Saya mulanya hanya menanggapi dengan candaan saja. Karena beberapa tulisan saya masa lalu pun seharusnya sudah cukup untuk dapat membantunya (dan diri sendiri) untuk merancang resolusi dan yang terkait tentang itu.

Saya juga tidak tahu apakah semua tulisan saya yang lalu tentang resolusi itu sudah dibaca oleh teman saya tadi. Tapi baiklah, saya kemudian akan mencoba sedikit mengupas tentang resolusi itu dan terlebih dahulu memulai dengan sebuah pertanyaan kepadanya,

"Brader, Lu udah mau buat resolusi tahun depan emangnya yang tahun ini udah pada tercapai semua..?"

Pertanyaan saya itu dijawab dengan sedikit "cengengesan" oleh teman tadi.

"Belum sih brader, tapi kan tiap tahun kita memang harus buat resolusi..!"

Saya tentu masih harus mengumpulkan data lagi, ada berapa persen orang dari seluruh dunia atau minimal di Indonesia, atau minimal di RT kita, yang sudah membuat resolusi tapi tidak berhasil mencapai resolusinya itu, lalu kemudian dengan keyakinan penuh ingin membuat resolusi lagi di tahun yang akan datang.

Kalau saja "resolusi" itu bisa ngomong, mungkin dia akan bilang,

"Oalaah, ngapaian lah aku capek-capek dibuat, tapi tidak pernah dicapai..!"

Meskipun sekali lagi tidak ada yang salah dengan membuat resolusi. Tapi akan menjadi sayang kalau apa yang sudah kita rencanakan, lagi-lagi tidak kita kerjakan. Dan lagi-lagi tuan "sibuk" menjadi alasan dan biang keladi dari kegagalan kita mencapai resolusi itu.

Untuk membantu teman tadi (dan mengingatkan diri sendiri), adakah yang bisa kita lakukan untuk tidak mengabaikan resolusi itu? atau adakah cara sederhana agar kita tidak merasakan kegagalan sepenuhnya sepanjang tahun karena tidak berhasil mencapai resolusi itu?

Mari coba kita lihat lebih dekat.

Fifty-Percent Complete

John Acuff, Penulis buku "Finish" pernah membuat sebuah online challenge yang berjudul "30 Days of Hustle". Dalam tantangan ini, para partisipan diminta untuk tidak perlu mencapai goalnya 100% dulu, tetapi hanya diminta mencapai 50% saja dari tujuan yang ingin dicapainya.

Hebatnya, peningkatan performa mereka terhadap goal mereka masing-masing dengan mengikuti tantangan ini meningkat hingga 63%, dan 90% partisipan yakin kalau mereka mampu menyelesaikan goal mereka hingga 100% dan ternyata terbukti adanya.

Ternyata, salah satu faktor besar yang menyebabkan partisipan yakin bisa menyelesaikan goal mereka itu adalah, mereka "memotong" goal besar mereka menjadi hanya 50% saja untuk dicapai. 

Ajaibnya, setelah 50% goal dicapai, semua peserta tidak mau berhenti lagi dan merasa harus menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai, karena sudah "tanggung" 50% tercapai.

Pendekatan ini bisa kita lakukan dalam merancang resolusi kita di tahun depan. Kalau kita punya resolusi meningkatkan penjualan 20% sampai akhir tahun depan misalnya, maka cukup fokus mengejar 10% saja dulu. Lalu secara perlahan Anda akan terus "berjalan" dan pada akhirnya (yakinlah) goal Anda bisa tercapai.

Kalau Anda Penulis dan berniat ingin membuat buku di tahun depan (2021) dengan 150 halaman, maka cukup kejar 50% pencapaian halaman buku itu dulu, lalu perlahan tapi pasti otak kita akan "memaksa" diri kita untuk menyelesaikan sisanya karena sudah berjalan separuhya.

Cobalah dan pada akhirnya kita yang akan merasakan manfaat dari mencobanya.

***

Sekarang teman saya tadi dan Anda sudah mendapatkan alternatif (strategi) lain untuk mencapai resolusi di tahun depan. Sekali lagi pilihannya ada di tangan kita masing-masing.

Apakah kita mau menjadi pribadi yang gemar merancang tanpa menyelesaikan? ataukah menjadi orang yang gemar mengeksekusi tanpa rencana? atau menjadi orang yang membuat rencana dan mengerjakan rencana itu?

Pada akhirnya, saya beberapa kali menyampaikan kalimat ini di beberapa kesempatan pelatihan,

"Pada akhirnya, kita adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap hidup dan kesuksesan kita sendiri.." (TauRa)

Semoga bermanfaat
Salam
Be The New You

TauRa
Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun