Seorang teman mengirimkan pesan singkat untuk coba membahas tentang resolusi di tahun depan. Saya mulanya hanya menanggapi dengan candaan saja. Karena beberapa tulisan saya masa lalu pun seharusnya sudah cukup untuk dapat membantunya (dan diri sendiri) untuk merancang resolusi dan yang terkait tentang itu.
Saya juga tidak tahu apakah semua tulisan saya yang lalu tentang resolusi itu sudah dibaca oleh teman saya tadi. Tapi baiklah, saya kemudian akan mencoba sedikit mengupas tentang resolusi itu dan terlebih dahulu memulai dengan sebuah pertanyaan kepadanya,
"Brader, Lu udah mau buat resolusi tahun depan emangnya yang tahun ini udah pada tercapai semua..?"
Pertanyaan saya itu dijawab dengan sedikit "cengengesan" oleh teman tadi.
"Belum sih brader, tapi kan tiap tahun kita memang harus buat resolusi..!"
Saya tentu masih harus mengumpulkan data lagi, ada berapa persen orang dari seluruh dunia atau minimal di Indonesia, atau minimal di RT kita, yang sudah membuat resolusi tapi tidak berhasil mencapai resolusinya itu, lalu kemudian dengan keyakinan penuh ingin membuat resolusi lagi di tahun yang akan datang.
Kalau saja "resolusi" itu bisa ngomong, mungkin dia akan bilang,
"Oalaah, ngapaian lah aku capek-capek dibuat, tapi tidak pernah dicapai..!"
Meskipun sekali lagi tidak ada yang salah dengan membuat resolusi. Tapi akan menjadi sayang kalau apa yang sudah kita rencanakan, lagi-lagi tidak kita kerjakan. Dan lagi-lagi tuan "sibuk" menjadi alasan dan biang keladi dari kegagalan kita mencapai resolusi itu.
Untuk membantu teman tadi (dan mengingatkan diri sendiri), adakah yang bisa kita lakukan untuk tidak mengabaikan resolusi itu? atau adakah cara sederhana agar kita tidak merasakan kegagalan sepenuhnya sepanjang tahun karena tidak berhasil mencapai resolusi itu?
Mari coba kita lihat lebih dekat.
Fifty-Percent Complete
John Acuff, Penulis buku "Finish" pernah membuat sebuah online challenge yang berjudul "30 Days of Hustle". Dalam tantangan ini, para partisipan diminta untuk tidak perlu mencapai goalnya 100% dulu, tetapi hanya diminta mencapai 50% saja dari tujuan yang ingin dicapainya.
Hebatnya, peningkatan performa mereka terhadap goal mereka masing-masing dengan mengikuti tantangan ini meningkat hingga 63%, dan 90% partisipan yakin kalau mereka mampu menyelesaikan goal mereka hingga 100% dan ternyata terbukti adanya.