Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini 3 Alasan Kenapa Makanan "Haram" Dibuang

6 Desember 2020   09:31 Diperbarui: 6 Desember 2020   09:37 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah mungkin orang yang rendah hati dan tidak sombong tega mengatakan kalimat-kalimat di atas? dari banyak orang yang rendah hati yang pernah saya jumpai sejauh ini, saya belum pernah menemui kalimat-kalimat di atas ini terucap dari bibir mereka. 

Bahkan, orang-orang yang berduit itu (minimal yang saya jumpai dan tahu) sangat cermat dalam memesan makanan. Sedikit dan secukupnya saja, kalau kurang, baru di tambah dan begitu selanjutnya.

Jadi, coba kita tanyakan ke diri kita masing-masing, apakah kita termasuk orang yang efektif dalam makan, atau jangan-jangan kita termasuk orang yang sombong? Hanya kita yang paling mengenal diri kita.

***

Bagaimana, apakah sekarang kita "kembali sadar" kalau membuang makanan bukanlah budaya kita? Apakah kita sudah "kembali sadar" kalau ada efek besar di balik setiap makanan yang kita buang? ini masih belum kita bahas tentang efek dan dampak lingkungan dan seterusnya.

Kalau iya, maka bagus. Kalau belum, maka masih ada ruang dan waktu untuk bisa mengintrospeksi diri kita masing-masing. Dan secara perlahan, mari kita tanamkan dalam diri, kalau "haram" bagi kita untuk membuang makanan apapun yang sedang kita makan.

Semoga bermanfaat

Salam

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun