Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Imajinasi dan Kegagalan, Bagaimana Cara Memaknainya?

6 Oktober 2020   17:40 Diperbarui: 6 Oktober 2020   17:49 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imajinasi dan Kegagalan bisa jadi jalan kita mencapai sukses (sumber:tirto.id)

"Hidup ini bukan tentang panjangnya, tetapi tentang kualitasnya" (TauRa)

Jika kita diberi 2 pilihan, ingin hidup panjang kurang berkualitas, atau hidup pendek lebih berkualitas? dan tidak ada pilihan ketiga. Maka bisa jadi kita akan menjawab hidup pendek asal berkualitas. Dan kalau kita berusaha tetap memaksa, maka kita bisa menjawab dengan hidup panjang dan berkualitas. Ya, semua orang ingin seperti itu.

Tentu itu adalah ideal. Tetapi sayangnya hanya sedikit orang yang bisa ideal seperti itu, yang hidupnya panjang dan bekualitas pula. Tetapi tentu saja setiap kita bisa berusaha untuk meraihnya.

Mudah? tentu tidak. Ada harapan? pastinya. Caranya? Tenang. Kita tidak akan membongkarnya sekaligus. Kita mungkin akan menguliknya sedikit demi sedikit agar semakin jelas terlihat sarinya.

Sama seperti parutan kelapa. Semakin pelan dan perlahan diperas, maka akan semakin keluar santannya. Semakin buru-buru memerasnya, maka semakin tidak optimal hasil santannya. Begitu kira-kira kita akan coba membahas hal ini.

Kali ini kita akan coba mengulik apa yang bisa menjadikan hidup kita lebih bernilai melalui imajinasi dan kegagalan dengan memaknainya secara tepat. Dengan kata lain, hal ini akan membuat kita bisa memaknai hidup dengan baik, secara khusus bagaimana cara memaknai kegagalan dan imajinasi, apapun situasi kita saat ini. 

Berikut adalah cara memaknai kegagalan dan imajinasi.

1. Mengapresiasi Nilai Kegagalan

Jika ada orang sukses dan mendapatkan apresiasi, maka itu tidaklah spesial. Itu biasa saja. Karena memang sudah begitu sifat manusia. Tetapi jika kita bisa memberi apresiasi dengan kegagalan kita, maka itu adalah hal yang luar biasa.

Setiap hal di dunia ini pasti mengandung nilai di dalamnya. Kebehasilan punya nilai? Pasti. Kegagalan juga punya nilai? tentu saja. Nah, mengapresiasi kegagalan ini justru akan menjadikan kita pribadi yang jika jatuh, tidak akan bersedih, dan jika sukses pun tidak akan berbangga berlebihan.

Kegagalan seringkali membuat orang lebih kuat dari sebelumnya. Rasanya kita tidak pernah bosan mendengar kisah-kisah sukses yang selalu dimulai dari banyak kegagalan. Cerita sukses yang bermula dari kegagalan rasanya sering menghiasi keseharian kita, dan tentu saja itu bagus untuk penyemangat.

Tetapi akan menjadi luar biasa, jika kita tidak hanya melihatnya sebagai kegagalan, tetapi lebih jauh memberikan apresiasi terhadap kegagalan yang kita alami.

Mengapa harus mengapresiasi kegagalan? Begini. Kita wajib mengapresiasi "kegagalan" itu karena ia adalah pengingat kita kalau kesuksesan sudah dekat. Dan kita harus selalu ingat kalau kita sejatinya tidak gagal. Kita hanya belum berhasil dan akan segera menemui sukses itu segera, cepat atau lambat.

Mengapresiasi "kegagalan" juga memberikan ruang untuk mengapresiasi usaha. Kita tetap harus mengapresiasinya, karena di dalam "kegagalan" sekalipun seringkali ada usaha yang sudah dikeluarkan. Kita wajib mengapresiasi diri kita, jiwa kita dan usaha kita. 

Dengan melakukan hal ini, maka kita akan semakin menghargai apapun yang akan terjadi pada diri kita ke depan. Dan tidak jarang, dengan mengapresiasi kegagalan seringkali akan melahirkan kesuksesan segera.

2. Sadari Pentingnya Imajinasi

JK Rowling, Penulis buku fenomenal Harry Potter dalam sebuah kata sambutannya di Universitas Harvard pernah mengatakan :

"Selalu ada pilihan untuk tidak mempekerjakan imajinasi Anda, tetapi manusia sebenarnya punya tanggung jawab untuk selalu berimajinasi yang baik untuk dunia yang lebih baik"

Berimajinasilah. Berimprovisasilah. Jangan tahan imajinasi Anda tentang apa saja selama tidak melanggar norma yang ada. Dengan menyadari pentingnya berimajinasi, maka kita turut melestarikan kemungkinan bertumbuhnya inovasi, berkembangnya teknologi dan berevolusinya bumi ini.

Hanya saja tetap perlu diingat kaidah dasar kehidupan, kalau setelah berimajinasi, maka tuangkan imajinasi itu dalam bentuk aktivitas dan tindakan nyata, agar imajinasi tidak berakhir dengan ilusi.

***

Dua hal penting ini, yaitu kegagalan dan imajinasi, jika bisa kita memaknainya dengan benar, maka hal ini akan berpotensi menghasilkan karya yang luar biasa.

Bagaimana JK Rowling memanfaatkan kegagalan dan imajinasinya untuk sukses melahirkan buku Harry Potter seperti yang kita tahu sekarang. Bagaimana Nadiem menggunakan imajinasinya dalam membangun Gojek. Bagaimana Tirto Utomo (Pendiri air mineral AQUA) menggunakan imajinasinya dalam memasarkan AQUA hingga seperti yang kita lihat saat ini dan masih banyak lagi contoh kesuksesan yang hadir dari dua hal luar biasa ini. 

Pertanyaan selanjutnya tentu saja adalah, bagaimana kita memaknai kegagalan dan imajinasi yang ada di diri kita? Jika kita benar memaknainya, maka bersiaplah menyambut kesuksesan kita. Tetapi jika kita salah memaknainya, maka masih ada peluang untuk memperbaikinya selama kita masih hidup.

Semoga bermanfaat

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun