Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Pembunuh Karir yang Wajib Anda Tahu

25 September 2020   16:50 Diperbarui: 25 September 2020   17:11 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 Pembunuh karir yang wajib Anda tahu (sumber:lifepal.co.id)

Setiap orang tentu berharap mendapatkan karir yang cemerlang dalam hidupnya. Ya, tanpa terkecuali, semua orang pasti mengharapkan hal itu dan tentu saja itu wajar.

Sebaliknya, tidak ada orang yang ingin karirnya mandek, jatuh apalagi hancur. Tetapi sayangnya, banyak orang yang tidak sadar, bahwa terkadang dia lah yang justru menghancurkan atau membunuh karir nya sendiri.

Nah, pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang apa yang menyebabkan karir seseorang akan mandek bahkan mati yang sebenarnya disebabkan oleh dirinya sendiri. Minimal ada 5 hal pembunuh karir yang wajib Anda tahu sebagai professional atau sebagai apapun yang sedang berkarir. Berikut adalah 5 pembunuh karir itu.


  • Narkoba dan Minuman Keras

Ini adalah pembunuh karir pertama. Memakai narkoba adalah petaka bagi siapa saja, apalagi bagi mereka yang berkarir.

Bahkan, media-media kita juga seringkali mengabarkan kalau karir yang sudah dibangun bertahun-tahun, banyak yang hancur akibat mengkonsumsi narkoba dan gemar minum minuman keras.?

Tidak perlu alasan ilmiah lagi untuk menjelaskan betapa berbahayanya 2 hal ini. Jadi, jika Anda pernah terjerat di dalam hal ini, maka segera lah putar haluan dan kembali ke rel yang lebih baik kecuali kalau memang Anda sudah tidak ingin lagi berkarir di tempat Anda sekarang.


  • Cinta Terlarang Di Kantor

Kantor adalah tempat berkarir dan berkreasi serta mengaktualisasi diri Anda (bagi yang kerjanya di kantor). Kantor memang selalu menawarkan lingkungan yang anggun, baik dari sisi tatanan ruangan, bahkan orang-orang yang ada di dalam nya dan itu wajar. Memang seperti itu lah kantor diciptakan.

Perlu selalu diingat, kalau kantor adalah tempat bekerja dan bukan tempat membangun romantisme apalagi perselingkuhan. Perselingkuhan di Kantor apapun alasan dan motif nya tetap lah tidak dapat dibenarkan.

Banyak perusahaan yang bahkan membuat aturan khusus bahwa dilarang melakukan tindakan yang tidak terpuji di kantor (meskipun suka sama suka), atau aturan tentang menjaga nama baik perusahaan hingga keluar kantor.

Melakukan tindakan tidak terpuji seperti perselingkuhan dan sejenisnya tentu saja berisiko akan menghilangkan pekerjaan Anda karena sudah melanggar aturan yang ada.

Untuk itu, pastikan Anda fokus saja menjalankan pekerjaan secara profesional dan tidak melakukan hal ini karena berpotensi membuat karir Anda hancur.


  • Serakah

Uang memang penting. Setiap orang pasti butuh uang. Tetapi ketika Anda terlalu fokus saja untuk mendapatkan uang dan terlihat terlalu serakah dalam mengejarnya, maka rekan kerja Anda berpotensi akan menganggap Anda rela melakukan apapun demi uang.

Pada bagian ini, Anda mulai akan dijauhi oleh rekan kerja Anda, dan setelahnya maka akan semakin kecil ruang Anda untuk memiliki teman di lingkungan kerja Anda.

Jika sudah begini, apakah Anda akan nyaman bekerja di tempat kerja Anda itu? Lalu pertanyaannya, apakah itu salah teman-teman Anda yang menjauhi Anda? Coba jawab sendiri.

Jadi, masih mau serakah dalam mengejar uang? Pilihan ada di tangan Anda.

  • Temperamental

Tidak ada yang melarang Anda marah. Tetapi coba Anda ingat baik-baik sebuah pepatah indah ini :

"Petarung terbaik tidak akan pernah marah" (Lao Tzu)

Semakin mudah seseorang marah, maka semakin terlihat kualitas pribadinya. Ketika orang marah, maka di situ akan terlihat sifat aslinya.

Orang yang marah seringkali kehilangan kontrol terhadap dirinya. Dia bisa melakukan sikap-sikap yang tidak terpuji. Dia bisa melempar kanvas bunga, membanting pintu, dan membentak orang dengan kata-kata kasar.

Coba bayangkan ketika Anda sedang melakukan itu dan tanpa sadar atasan Anda sedang berada di dekat Anda, apa yang kira-kira akan terjadi? Entah lah. Mungkin saja penilaian Anda akan hancur di akhir tahun dan sangat berpotensi untuk diberhentikan dari perusahaan itu (apalagi jika itu adalah perusahaan pribadi pemiliknya).


  • Egois

Setiap orang wajar ingin mendapat kredit dari pekerjaan yang dilakukannya. Tetapi ketika terlalu ingin menang sendiri di saat orang lain di kantor juga butuh apresiasi yang sama, maka hal ini tidak baik untuk kelangsungan karir Anda.

Orang yang egois selalu berpikir kalau mereka sempurna dan tidak berpikir kalau mereka perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan kantor yang ada.

John M. Crossman, Presiden dari Crossman & Company, sebuah perusahaan real estate terkemuka di Florida, mengatakan kalau "karyawan pada umumnya, tidak akan senang bergaul dengan orang yang egois yang seolah-olah tahu segalanya (padahal tidak)".

Pertanyaan selanjutnya adalah, ketika tidak ada orang yang mau bekerja dengan kita, lalu kita akan kerja dimana?

***

Jangan selalu mudah menyalahkan orang lain ketika karir kita bertumbuh tidak seperti seharusnya. Semua ini tentu saja sebagian besar adalah karena kontribusi buruk kita untuk merusak karir kita sendiri.

Sekarang, jika kita sudah atau pernah menjadi pribadi seperti ini, maka itu bukan lah masalah selama kita ingin mengubah prilaku kita ke arah yang lebih baik.

Ingat baik-baik kalimat indah ini :

"Orang terbaik bukan lah orang yang tidak pernah berbuat salah, karena tidak ada orang yang seperti itu. Tetapi orang terbaik adalah orang yang ketika berbuat salah, mereka sadar, bertaubat dan kembali ke jalan yang benar." (TauRa)

Semoga bermanfaat

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun