***
Berapa banyak dari kita yang sering menjadi si Bapak yang membeli kepala ikan itu. Kita sering melihat kalau apa yang ada pada orang lain, jauh lebih berharga di banding apa yang kita miliki saat ini.Â
Bahkan, seringkali kita rela menukar apa yang kita miliki, yang sebenarnya jauh lebih berharga, dengan milik orang lain yang ternyata tidak lebih berharga dari yang kita punya.
Kita (mungkin) rela menukar liburan di tengah pandemi daripada tetap berdiam diri di rumah, padahal biaya liburan di tengah pandemi pasti lebih tinggi di banding tetap berdiam di rumah, belum lagi dengan risiko yang lebih tinggi.Â
Kita (mungkin) rela menukar kesetiaan pasangan kita di rumah hanya untuk naluri dan hasrat sesaat bersama rekan kantor. Dan banyak hal lainnya milik kita yang rela kita tukar dengan sesuatu yang kita anggap lebih berharga, padahal justru milik kita lah yang jauh lebih berharga di banding milik orang lain.
Apa yang kita lakukan persis seperti si Bapak yang rela menukar uangnya hanya untuk sebuah kepala ikan yang padahal dengan uang itu dia bisa membeli ikan yang utuh dengan kepala yang utuh pula.
Kita perlu mengetuk hati kita lebih sering, berdialog dengannya lebih rutin dan berkonsultasi dengannya lebih intens, bahwa begitu banyak hal di dunia ini yang kita miliki adalah hal yang unik dan pasti tidak dimiliki orang lain. Kita hanya perlu bersyukur dan berpikir sejenak, bagaimana memanfaatkan semua yang kita miliki untuk kemaslahatan kita, keluarga dan masyarakat luas, dibanding terus mengamati apa yang ada pada orang lain. Ayo, coba kita pikirkan sejenak.
Semoga bermanfaat
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You"