"Belum pernah.."
"Apa menurut bapak mungkin saja jawabannya sama dengan jawaban bapak..?
Si Bapak diam dan mulai melambatkan ucapannya.
"Apa bapak pernah berpikir kalau mungkin menjaga "kelincahan" anak-anak bapak akan membuat "ramah" nya istri bapak sedikit berkurang, karena  mungkin sesekali istri bapak akan berteriak..?"
Si bapak mulai menurunkan tensi retorikanya.
Saya tentu tidak tahu persis situasi yang terjadi di tengah keluarga bapak. Tetapi yang jelas, setiap orang pasti punya situasinya masing-masing dalam rumah tangganya. Bahkan para Nabi saja juga mengalami dinamika dalam rumah tangganya, apalagi kita sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Bapak tidak sendiri, ada jutaan orang yang bisa jadi juga hari ini sedang mengalami situasi yang tidak mudah dengan istri atau suami mereka. Bahkan mungkin orang-orang itu ada di ruangan ini bersama kita.
Jika pendapat bapak cerai adalah solusi, maka bisa jadi itu benar dari satu sisi.
Tetapi perlu diingat baik-baik, Pak,
"Cerai bukan lah Solusi, Melainkan Amputasi" (TauRa)
kita dan pasangan kita adalah ibarat sebuat tubuh. Jika tetap memutuskan bercerai, maka sama saja dengan memutuskan salah satu anggota tubuh itu atau dengan kata lain mengamputasinya. Jika kita mengamputasi kaki, maka mungkin saja kita masih hidup, tetapi tentu hidup kita akan "cacat" selamanya.
"Tetapi bagaimana, sudah tidak ada cara lain selain cerai..?"