Siapa yang tidak kenal dengan Giring? Banyak. Tetapi kalau dibandingkan dengan yang mengenalnya? Mungkin tidak kalah banyak. Giring adalah penyanyi (eks) dari Grup Band Nidji dengan ciri khas tangan terangkat dan bergetar-getar dari atas ke bawah ketika bernyanyi (coba dipraktikkan sendiri ya..).Â
Bukan cuma lagu-lagunya yang menghipnotis, suara Giring pun harus diakui mungkin salah satu yang terunik di Industri Musik Indonesia. Keahliannya memainkan timbre suara dan teknik falsetonya, rasanya tidak semua penyanyi yang bisa melakukannya, pada bagian ini kita harus angkat jempol untuk Giring.
Tetapi ketika Giring mulai memproklamirkan dirinya akan maju bertarung sebagai calon presiden di tahun 2024, banyak pihak mulai mengernyitkan dahinya dan menganggap itu hanyalah mimpi di siang bolong. Bergabung di Partai yang baru berdiri yaitu PSI, di bawah komando Grace Natalie, Giring memang sempat bersaing di pemilihan lalu yang berakhir tidak manis untuk karir politiknya yang masih seumur jagung.
Tetapi Giring memilih move on dari kekalahan itu dan melanjutkan mimpinya menjadikan Indonesia lebih baik lagi dan tidak tanggung-tanggung, Giring kali ini ingin memajukan dirinya menjadi Calon Presiden 2024 nanti. Woow, mungkin itu kata pertama yang ada di kepala kita.
Kita harus melihat dengan jernih kalau ada beberapa hal yang bisa membuat mimpi Giring itu terwujud antara lain dari sisi popularitasnya dan hak nya sebagai warga negara yaitu :
1. Hak Sebagai Warga Negara Dipilih dan Memilih
Konstitusi menjamin siapapun berhak dipilih dan memilih dan tentu saja berhak mengajukan dirinya menjadi presiden, dan dalam hal ini tentu saja banyak persyaratan lain yang perlu dipenuhi terlebih dahulu. Jangankan Giring, Anda dan Saya pun dipersilakan saja mengajukan diri untuk menjadi calon presiden, tetapi memang ada beberapa persyaratan politik dan kelembagaan yang harus dipenuhi.
2. Punya Popularitas Sebagai Publik Figur
Suka tidak suka, kita harus mengakui kalau Giring adalah seorang Publik Figur. Misalnya di instagram, Dia diikuti oleh sekitar 350 ribu orang. Jika dia punya 3 akun media sosial aktif saja dengan rata-rata jumlah yang sama, maka Giring sudah punya pengikut loyal 1 juta orang, dan jika masing-masing mempengaruhi keluarganya 2 orang saja, maka Giring sudah mendapatkan minimal 3 juta suara Loyal yang mungkin mendukungnya sekuat tenaga.
Ini jika mereka membawa 2 orang, bagaimana kalau 5 orang? dalam hal ini tentu Giring punya potensi itu, apalagi jarak ke 2024 masih 4 tahun lagi. Meskipun memang masih sangat jauh jika dibandingkan dengan pengikut AHY misalnya, di akun instagramnya saja sudah diikuti 3,1 juta Follower, tetapi sekali lagi potensi itu ada.
3. Kental Jiwa Milenial
Diprediksi di 2024 nanti, lebih dari 80 persen pemilih adalah milenial dan Giring tentu punya potensi di sini. Ingat, Giring adalah penyanyi dan pencipta lagu, dia bisa saja menggunakan pendekatan musik nya untuk menggaet lebih banyak milenial pemilihnya, khususnya milenial wanita yang diperkirakan lebih banyak dari milenial laki-laki.
Komunikasi politik yang akan dibangun oleh Giring juga bisa lebih milenial dan sesuai dengan keinginan Milenial. Ingat, salah satu tempat yang selalu ramai dihadiri orang Indonesia selain pertandingan sepakbola adalah konser musik. Dan giring punya keunggulan disini. Dia tidak hanya bisa kampanye, tetapi dia juga bisa menghibur penonton, meskipun kepemimpinan tidak cukup hanya sebatas itu saja.
Jika melihat 3 poin diatas, maka tidak ada yang salah ketika Giring memberanikan diri maju sebagai calon presiden 2024 meski masih terlalu prematur saat ini. Namun kita perlu melihat sudut pandang yang lain agar lebih berimbang, yaitu dari sisi kapabilitas dan eksternal lainnya yang bisa menjadi tantangan Giring untuk mewujudkan mimpinya :
1. Kendaraan Politik
Ini adalah poin pertama yang harus mulai dipikirkan Giring semenjak "pendeklarasian" presidennya. PSI masih muda dan sama sekali tidak memenuhi  presidential threshold untuk mengajukan calon presiden sendiri. Artinya, Giring dan bala tentaranya di PSI perlu berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi kuota itu untuk dapat memajukan dirinya.
Partai-partai besar tentu tenang saja melihat apa yang dilakukan Giring ini. Meski tidak mustahil, umumnya partai-partai besar akan lebih memilih kader dan tokohnya sendiri daripada memasang Giring sebagai calon presidennya.
Tetapi akan menarik kemudian jika Presidensial Threshold itu nantinya akan dikurangi atau bahkan dihapuskan, sehingga setiap partai bisa jadi akan mengajukan calonnya sendiri. Tentu masih ada waktu untuk melihat dinamika ini terjadi.
2. Pengalaman Politik
Ini adalah salah satu hal yang sangat penting dan sayangnya Giring minus dalam hal ini. Tidak punya pengalaman untuk memimpin bangsa sebesar ini rasanya adalah sebuah blunder untuk para pemilih. Sedangkan yang sudah punya pengalaman saja masih babak belur memimpin negeri ini, apalagi yang tidak punya pengalaman? maka hal ini bisa jadi akan menjadi pertimbangan besar para pemilih nanti jika memang pada akhirnya Giring menjadi bakal calon presiden
Masyarakat sekarang sudah mulai melek politik. Mereka tentu sangat peduli terhadap kecakapan dan pengalaman politik seseorang sebelum memilihnya menjadi pemimpin. Karena ini memilih pemimpin bangsa, bukan RT, RW atau Kepala Desa.
3. Mahar Politik
Biaya kampanye pemilihan presiden itu sangat mahal. Bang Sandi pada pilpres 2019 lalu mungkin menghabiskan puluhan miliar dari uang pribadinya (detailnya mungkin perlu kita tanyakan kembali ke Bang Sandi). Artinya, Giring memang harus menyiapkan dana kampanyenya sendiri selain yang mungkin akan dibantu oleh partai. Tidak murah? iya. Tidak mudah? tentu saja. Mustahil? Tidak.
Jika mendapat dukungan dari kalangan musisi dan seniman lainnya, uang berapa banyakpun bisa dikumpulkan dengan metode-metode khas para musisi semacam penggalangan dana, konser dan seterusnya. Kreativitas mereka mungkin jauh diatas politisi yang cenderung statis dan tidak kreatif.
Jika ini bisa dilakukan dan tentu saja sesuai prosedur yang benar, maka uang berapapun bisa didapatkan Giring, jika sekali lagi mendapat dukungan yang masif dari para musisi lainnya. Tetapi jika tidak, maka hal ini akan menjadi tantangan sendiri untuk Giring.
4. Komunikasi Politik
Komunikasi politik ini akan berdampak dua sisi untuk Giring, dia mungkin akan fasih ketika menemui kaum milenial atau dibawahnya, tetapi bisa jadi disisi yang lain dia harus berlatih lebih keras bagaimana membangun komunikasi politik dengan para politisi senior,tokoh nasional,tokoh agama dan lain sebagainya.
Tokoh-tokoh ini butuh pendekatan komunikasi yang berbeda dan butuh pendekatan yang berbeda. Dengan menguasai teknik komunikasi yang benar, maka ini akan menjadi keuntungan untuk Giring. Sebaliknya, dengan pengalamannya yang minim, maka ini bisa menjadi tantangan Giring dalam mencapai mimpinya.
selain 4 faktor ini, Ada banyak lagi faktor-faktor pendukung yang harus dikuasai Giring jika ingin serius dan ikut dalam kontestasi politik di tahun 2024. Pengaruh popularitas Giring tentu harus diiringi dengan kapabilitas yang mumpuni dalam berpolitik. Jika tidak melengkapi diri dengan amunisi yang berlimpah, maka asa Giring Nyapres 2024Â akan terkesan Garing dan pada akhirnya akan menjadi bahan "gorengan" untuk para pihak lain, dan tentu saja akan menjadi bahan candaan untuk para politisi lain.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H