Benarkah kalau membajak adalah suatu hal yang dilarang? Iya jika yang dibajak adalah suatu hal yang sudah diatur apalagi dilindungi undang-undang. Membajak film karya anak bangsa, Dilarang ! membajak lagu-lagu ciptaan orang lain, dilarang ! dan begitu selanjutnya.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, apakah ada membajak yang diperbolehkan bahkan diwajibkan? Jawabnya tentu ada. Mari coba kita ulas.
1. Membajak Moral yang Baik
Salah satu yang menyebabkan Jepang maju adalah moral mereka yang tinggi. Bagaimana seseorang pejabat misalnya, serta merta dengan kesadaran tinggi akan langsung mengundurkan diri jika terbukti atau bahkan diduga melakukan tindakan kesalahan yang merugikan rakyatnya. Bagaimana Islandia menjadi Negara teraman di dunia untuk ditinggali dan dikunjungi salah satu alasannya karena tindakan kriminal yang "nyaris" tidak ada di sana, karena mereka meyakini bahwa moral yang baik adalah cerminan dari sebuah kebaikan bangsa.
Lalu bagaimana posisi kita? tentu banyak dari kita orang Indonesia yang sudah memiliki moral yang baik, tetapi sayangnya yang lebih banyak hanya memiliki moral baik itu untuk konsumsinya sendiri atau minimal untuk keluarganya sendiri saja (dan ini tentu saja bagus), namun alangkah lebih bagus jika moral itu juga banyak dipertontonkan ke khalayak agar lebih banyak dapat ditiru oleh masyarakat luas. Karena moral yang baik itu menyebar sebagaimana juga moral yang tidak baik akan menyebar.
Dan cara paling mudah untuk menyebarkan kebaikan adalah dengan para pemimpin negeri yang mempertontonkan moral yang baik itu secara konsisten. Tentu semuanya butuh proses dan sudah banyak juga yang mempertontonkan hal baik (meski banyak juga yang kita lihat sebaliknya), dan kalau perlu, maka "bajak" saja gagasan negara-negara maju itu bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan untuk kita adopsi,improvisasi dan sesuaikan dengan kultur dan budaya kita Indonesia. Â
2. Membajak Semangat Sukses
Jepang bisa sukses seperti saat ini salah satu yang melandasinya adalah karena minat baca yang tinggi, Finlandia malah lebih hebat lagi, salah satu Negara yang memiliki tingkat literasi tertinggi di Dunia, Begitu juga dengan Belanda, Kanada, Selandia Baru dan Amerika. Jika kita lihat sekilas, maka wajar, jika negara-negara ini duduk di posisi atas juga dalam hal kemajuan negaranya, karena salah satu alasannya adalah memiliki tingkat literasi yang tinggi.
Bagaimana dengan kita? menurut penelitian PISA (Program for International Student Assessment) misalnya, Indonesia ditempatkan di urutan 62 dari 70 Negara yang diteliti dalam hal tingkat literasi, masih jauh tertinggal dari Negara tetangga seperti Singapura bahkan Vietnam.
Nah, lalu apa yang mau kita lakukan sekarang? Para pahlawan kita yang sudah berjuang memerdekakan bangsa ini tentu akan sangat sedih kalau kita hanya diam dan berpangku tangan. Maka yang bisa kita lakukan adalah perbaiki diri kita, bajak semangat sukses negara-negara lain, termasuk dalam hal dasar yaitu meningkatkan minat baca bangsa kita dengan mengedukasi anak mulai usia dini untuk gemar membaca.
Bila perlu, ayo kita buat Gerakan Indonesia Membaca 1 Jam Setiap Hari dan Hukumnya Wajib (saya sudah mulai mempraktikkan bersama keluarga kecil di rumah mulai jam 7 malam hingga jam 8 - atau Maghrib ke Isya). Bisa baca apa saja, mulai dari kitab suci (ini yang utama), dan buku-buku lainnya yang menarik minat orang di rumah. kalau anak-anak, siapkan buku cerita berwarna, kalau Istri, silakan baca sesuai selera, saya juga demikian dan seterusnya.
Setelah membaca, maka setiap orang silakan bercerita singkat apa yang dibacanya, dan dari sini akan hadir suasana keakraban antar keluarga (engagement) dan disaaat bersamaan timbul kegemaran untuk membaca dan pada akhirnya (yakinlah) dengan izin Allah, maka akan bisa membawa kita ke kesuksesan secara keluarga, dan jika satu Indonesia melakukannya, maka akan bisa mengubah sebuah peradaban menjadi lebih baik.
3. Membajak Teknologi
Beberapa tahun yang laiu, kita sempat dikejutkan ketika Australia berhasil menyadap pembicaraan salah satu Pejabat kita di Indonesia. Kita pun bereaksi dan meminta mereka meminta maaf dan seterusnya. Setelah mereka minta maaf dan diurai kembali bagaimana keakraban dua negara bersahabat (strategi mereka), maka kita pun luluh dan berita ini lambat laun hilang dari media dan ingatan kita.
Tetapi sesungguhnya esensi dari kasus ini adalah bagaimana ketika mereka bisa menguasai teknologi, maka mereka bisa "mengontrol" apa yang mereka inginkan. Indonesia harus belajar dalam hal ini. Penguasaan teknologi adalah sebuah kewajiban dewasa ini.Â
Pulangkan ahli-ahli teknologi Indonesia di luar negeri sana, berdayakan para pakar teknologi di Indonesia untuk membuat terobosan di bidang teknologi. Bila perlu kirim anak-anak muda yang potensial di bidang IT untuk kursus dan "sekolah" di Sillicon Valley. Pemerintah bisa menggunakan komunikasi politik bilateral nya dengan negara  yang dituju untuk melakukan hal ini.Â
Jangan menunda lagi ! bajak semua ilmu pengetahuan dan teknologi mereka (tentu saja yang baik dan bermanfaat) agar dapat kita gunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Indonesia.
HUT 75 RIÂ kali ini mari kita jadikan momentum untuk membajak apa yang bisa kita bajak dari luar sana untuk memperkuat kita di dalam. Selama itu legal dan sesuai dengan aturan yang ada, maka Pemerintah secara umum, dan sampai kita di level individu, ayo kita bajak minimal 3 hal ini, untuk kesuksesan kita secara individu dan keluarga, terlebih kesuksesan Negara kita tercinta ini yaitu Indonesia.
Selamat Ulang Tahun Indonesia ! Jayalah Negeriku, Majulah Bangsaku  !
Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru.
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator, Pembicara Publik dan Penulis Buku Motivasi "The New You"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H