Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Di Balik Ideologi yang "Dilahirkan" Sillicon Valley

11 Agustus 2020   09:54 Diperbarui: 11 Agustus 2020   10:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Sillicon Valley sebagai pusat start up (sumber:ibukotakita.com)

Hal ini tentu saja berpotensi mengurangi jumlah pekerja. Bukan cuma pekerja, jumlah pekerjaan pun semakin lama akan semakin tergerus dengan penggunaan teknologi. Belum lagi jika bicara dampak, penggunaan teknologi juga bisa berdampak kurangnya interaksi "fisik" antar manusia yang mana itu sangat diperlukan dalam membangun emosional yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi.

Netral : Ada lagi orang yang tidak melihat dampak apa-apa dengan kehadiran teknologi. Dia merasa sama saja, karena bisa jadi dia tidak mengikuti perkembangan teknologi itu dan memilih bertahan dengan cara-cara lama dan ternyata tetap terbukti ampuh dan ada peminatnya. 

Misalnya Delman di Yogja, mereka tidak akan mengganti "kereta kudanya" dengan kereta robot atau sejenisnya meskipun teknologi kuda atau robot suatu hari nanti mungkin ada, minimal untuk saat ini, mereka tetap sama saja melayani orang secara offline dan tetap saja ada pelanggannya. Kalau nanti kemudian pemesanannya sudah bisa menjadi online, tentu itu hal lain (belum tentu mereka mau).

Becak bermotor (betor) di Medan adalah contoh yang lain, meskipun di gempur dengan ojek online disana-sini, mereka tetap bertahan dan selalu saja ada pelanggannya yang kebanyakan adalah ibu-ibu yang belanja di pasar dan mungkin tidak punya aplikasi online. Entah sampai kapan mereka bertahan tentu perlu kita lihat, tetapi minimal mereka melihat kemajuan teknologi dengan biasa saja.

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah dimana posisi kita? terserah. Semua punya sudut pandangnya masing-masing. Jika Sillicon Valley saja berhak untuk punya pemikirannya sendiri tentu setiap kita juga berhak punya pilihan kita masing-masing.

Apakah kita akan melihat hal ini (kemajuan Teknologi) sebagai sebuah manfaat untuk kita, atau justru melihatnya lebih banyak mudharat nya sehingga kita tidak mau menggunakannya, atau bahkan kita biasa saja dengan kehadirannya? Semua berpulang ke diri kita masing-masing.

Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru.

Be The New You

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun