Hal ini tentu saja berpotensi mengurangi jumlah pekerja. Bukan cuma pekerja, jumlah pekerjaan pun semakin lama akan semakin tergerus dengan penggunaan teknologi. Belum lagi jika bicara dampak, penggunaan teknologi juga bisa berdampak kurangnya interaksi "fisik" antar manusia yang mana itu sangat diperlukan dalam membangun emosional yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi.
Netral :Â Ada lagi orang yang tidak melihat dampak apa-apa dengan kehadiran teknologi. Dia merasa sama saja, karena bisa jadi dia tidak mengikuti perkembangan teknologi itu dan memilih bertahan dengan cara-cara lama dan ternyata tetap terbukti ampuh dan ada peminatnya.Â
Misalnya Delman di Yogja, mereka tidak akan mengganti "kereta kudanya" dengan kereta robot atau sejenisnya meskipun teknologi kuda atau robot suatu hari nanti mungkin ada, minimal untuk saat ini, mereka tetap sama saja melayani orang secara offline dan tetap saja ada pelanggannya. Kalau nanti kemudian pemesanannya sudah bisa menjadi online, tentu itu hal lain (belum tentu mereka mau).
Becak bermotor (betor) di Medan adalah contoh yang lain, meskipun di gempur dengan ojek online disana-sini, mereka tetap bertahan dan selalu saja ada pelanggannya yang kebanyakan adalah ibu-ibu yang belanja di pasar dan mungkin tidak punya aplikasi online. Entah sampai kapan mereka bertahan tentu perlu kita lihat, tetapi minimal mereka melihat kemajuan teknologi dengan biasa saja.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah dimana posisi kita? terserah. Semua punya sudut pandangnya masing-masing. Jika Sillicon Valley saja berhak untuk punya pemikirannya sendiri tentu setiap kita juga berhak punya pilihan kita masing-masing.
Apakah kita akan melihat hal ini (kemajuan Teknologi) sebagai sebuah manfaat untuk kita, atau justru melihatnya lebih banyak mudharat nya sehingga kita tidak mau menggunakannya, atau bahkan kita biasa saja dengan kehadirannya? Semua berpulang ke diri kita masing-masing.
Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru.
Be The New You
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H