Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Leadership Series (2): Cara Menjadi Pemimpin yang Terbuka

3 Agustus 2020   08:07 Diperbarui: 3 Agustus 2020   08:06 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Fail fast, Fail smart" Mantra Google

Ini adalah mantra sakti yang ternyata ditanamkan dalam jiwa setiap insan di google. Kalau mau gagal, buruan ..! jangan pake lama. Dan kalau mau gagal, maka gagal lah dengan cara yang cerdas. Jangan lakukan kegagalan yang sama. Gagallah untuk belajar menjadi lebih baik. Gagallah untuk terbang lebih tinggi lagi dan begitu selanjutnya.

Mantra ini rasanya perlu juga kita tanamkan dalam diri kita, kalau gagal adalah bagian dan kesuksesan dan dia harus dihabiskan sesegera mungkin agar yang tersisa tinggal kesuksesan.

Tidak terkecuali dalam leadership atau kepemimpinan. Banyak para pemimpin yang gagal di rumah tangganya, di kantor nya, di institusinya (bahkan bisa saja di suatu Negara), jika terus berfokus pada keberhasilan tanpa melihat kegagalan adalah bagian dari keberhasilan, sehingga tidak menerima kegagalan sebagai suatu proses pendamping keberhasilan dan seterusnya.

Salah satu cara untuk menjadi pemimpin yang berhasil adalah dengan menjadi pemimpin yang terbuka. Berikut adalah tips atau cara dan ciri agar kita bisa menjadi pemimpin yang terbuka :

1. "Pribadi Penjelas"

Untuk menjadi leader yang terbuka, yang pertama harus dimiliki adalah menjadi pribadi yang penjelas. Semua anggota tim atau yang berada dibawah koordinasi kita perlu tahu apa yang sebenarnya sedang kita lakukan (untuk mencapai tujuan bersama) dan bagaimana melakukannya.

Semua anggota tim harus terinformasi dengan jelas. Jangan sampai ada satu pun anggota tim yang bekerja tetapi tidak tahu tujuan akhir apa yang ingin di capai.

Atau yang lebih parah lagi, pemimpinnya pun tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dia capai, selain bekerja seperti biasa. Semakin pemimpin mampu menjadi "pribadi penjelas", maka tim yang dipimpin akan paham kalau kapal ini akan dibawa kemana dan minimal ada gambaran akan seperti apa kapal ini 5-10 tahun yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun