Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bumi Kita Hari Ini dan Cerita Perempuan Pejuang Ekologi di NTT

1 Mei 2023   02:12 Diperbarui: 3 Mei 2023   08:29 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kasus perempuan pejuang ekologi di Besipae yang saat ini terus mengalami berbagai kekerasan, kehilangan akses atas hutan adat, kami menolaknya dengan tegas bahwa pendekatan represif terhap perempuan harus dihentikan.

Sesungguhnya konteks persoalan pejuang perempuan ekologi di NTT masih belum mendapatkan ruang yang baik, perempuan masih saja dilebeli dengan hal-hal yang bersifat sebagai penyedia pangan, padahal jika ditelaah secara dalam perempuan memiliki peran starategis dalam mewujudkan lingkungan yang lestari.

Oleh karena itu, perempuan dalam konteks tata keloal sumber daya alam perlu diberikan ruang atau akses dan kontrol yang sama dengan laki-laki. Inilah yang disebut keadilan gender.

***
"Bumi sebagai perempuan atau rahim kehidupan yang memberikan kehidupan. Filosofi ini sangat kuat dikelompok masyarakat adat Lamaholot" - Veronika Lamahoda

Veronika Lamahoda salah satu aktivis perempuan di pulau Solor menegaskan bahwa sikap eksploitatif dimana bumi dipandang sebagai pusat ekonomi sehingga terjadi berbagai krisis, bumi dipaksa untuk terus produksi memenuhi kebutuhan manusia sementara manusia memperlakukan bumi sebagai aset ekonomi.

Di sinilah letak kehancuran dimulai ketika manusia mulai memandang alam sebagai aset yang perlu di manfaatkan sebesar-besarnya.

Partisipasi perempuan dalam tata kelola sumber daya alam berbasis kearifan lokal merupakan tantangan terberat khususnya di wilayah pesisir. Demikian penjelasan mama Vero Lamahoda selaku perempuan yang membangun model tata kelola sumber daya alam pesisir berbasis kearifan lokal.

Tantangan perempuan pejuang ekologi di NTT

Perempuan menghadapi tantangan dalam menyelamatkan lingkungan atau alam, budaya patriarki menjadi persoalan hirarki bagi perempuan NTT dalam mewujudkan keadilan ekologi. Pandangan patriarki inilah yang membuat perempuan di NTT tidak berani keluar dari zonanya dalam konteks pelestarian lingkungan hidup.

Image yang terbangun selama ini bahwa perempuan sebagai peramu makanan dan penyedia segala kebutuhan keluarga padahal ini konsep yang keliru dalam urusan penyelematan lingkungan, perempuan juga bisa menyelamatkan lingkungan dengan cara melakukan konservasi, melindungi mata air, hutan serta melindungi tanahnya.

Tantangan ini lah yang di hadapi mama Vero saat melakukan upaya advokasi dan konservasi di wilayah pesisir bersama Yayasan Tana Ile Boleng yang fokus mengadvokasi akses sumber daya alam pesisir dan masyarakat adat. Ia melihat bahwa masyarakat pesisir sangat sulit memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal ada begitu banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup dan ekonomi keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun