Mohon tunggu...
Tauhid Awaludin
Tauhid Awaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bp 23 Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

manusia bumi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Filsafat terhadap Kemajuan Islam: Membahas Kemunduran Islam Masa Kini

29 April 2024   21:30 Diperbarui: 30 April 2024   00:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya itu, ada salah satu opini yang mengatakan bahwa meredupnya semangat filosofis dikalangan umat islam adalah pemikiran yang dicetuskan oleh al-ghazali. Al-Ghazali merupakan seorang puritan Islam yang filosofinya menganut okasionalisme, yaitu kepercayaan bahwa semua hal itu karena Tuhan/Allah.

Betul, tidak salah, sejatinya semua hal itu ada karena Allah. Tetapi Allah menciptakan alam semesta beserta isinya dan membuat mereka mematuhi hukum-hukum Fisika dan Ilmu Alam lainnya dalam perjalanan hidup sehari-hari. Akhirnya yang terjadi adalah kemunduran filosofi, karena penguasa pada saat itu sangat senang sekali dengan filosofi sang Mujaddid, Al-Ghazali. Kenapa? pemikiran yang close minded seperti ini sangat mudah disalahgunakan dan dijadikan alat kekuasaan karena kecenderungan taqlid buta akan besar sekali.

Padahal Al-Ghazali sendiri tidak melarang tuntutan ilmu dan pemikiran kritis. Akan tetapi okasionalisme ini terlanjur menjadi legitimasi kaum Ulama untuk meredam kaum Cendikiawan kala itu. Setelah kemunduran filosofi terjadi, maka disusul-lah dengan kemunduran-kemunduran lain seperti kemunduran keilmuan (buat apa ke dokter, semua karena Allah kita bisa sembuh), pertahanan (buat apa bagus bagus tembok dan tentara kita, orang Mongol barbar itu tidak punya Allah, Allah menjadikan segalanya menjadi mungkin), dan kemunduran lainnya.

Celakanya pemikiran Al-Ghazali ini (yang disalahgunakan) terlanjur menjadi mainstream, jadi pemikir-pemikir besar seperti Ibnu Sina dan Al-kindi akan sulit sekali muncul dari dunia Islam seperti dulu karena ilmu terpenting, yaitu filosofi, sudah terkunci oleh okasionalisme. Inilah opini yang penulis dapatkan dari beberapa sumber, namun untuk kepastian kebenarannya itu tergantung pada masing-masing pembaca saja.

Kurangnya penerapan filsafat dan kemunduran islam masa kini

Dari keterangan sebelumnya dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya dampak dari kurangnya penerapan filsafat dalam pemikiran islam terasa dalam berbagai aspek kehidupan umat islam saat ini. Pertama-tama, dalam bidang ilmiah atau sains, umat islam mulai tertinggal dalam hal inovasi dan penemuan. 

Padahal jika dilihat kebelakang, yakni pada masa keemasannya, dunia islam menjadi pusat kegiatan dan penemuan, dengan kontribusi besar dalam bidang matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Namun, seiring dengan kemunduran penggunaan filsafat, minat dan kemampuan dalam ilmu pengetahuan juga menurun secara signifikan. Hal tersebutlah yang seharusnya menjadikan tamparan bagi kita sebagai umat Islam masa kini.

Selain itu, dalam pemikiran sosial dan politik, umat islam sering kali terbelunggu oleh tradisi dan dogma yang kaku, yang disampaikan baik oleh para ustadz-ustadz maupun ulama. Dogma yang kaku itu seperti, mengajak umat islam untuk lebih mementingkan akhirat dan meninggalkan dunia. 

Padahal jika kita mau memikirkan secara gamblang, tentu kita akan paham bahwa jika kita ingin selamat di dunia akhirat tentu kita juga harus selamat juga dari dunia ini. Hal inilah yang membuat umat islam masa kini sulit untuk beradaptasi dengan dinamika zaman. Tak hanya itu dogma-dogma yang merasuki masyarakat telah membuat suatu kejumudan yang berkelanjutan. 

Masyarakat islam khususnya, haruslah menelaah terlebih dahulu informasi-informasi ataupun dalil-dalil yang disampaikan oleh ulama-ulama dan ustadz-ustadz. Jangan hanya menelannya secara mentah-mentah informasi atau dogma yang diberikan oleh ulama dan ustadz tersebut. Ini bisa saja terjadi diluar itu semua, baik dari kalangan islam itu sendiri maupun dari luar agama islam itu sendiri.

Pandangan yang sempit dan kurangnya pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai universitas seperti keadilan, kesetaraan, dan kebebasan telah menghambat kemajuan sosial dan politik di banyak negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Kemunduran ini juga tercermin dalam ketidakmampuan umat islam dalam menanggapi dinamika global secara efektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun