Mohon tunggu...
Tauhid Patria
Tauhid Patria Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Menulis apa saja kan suka-suka saya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jalan Kesunyian Sang Penyanyi Opera Andrea Bocelli dalam The Music of Silence

26 Mei 2020   15:38 Diperbarui: 26 Mei 2020   16:20 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran sang paman sangat besar dalam perjalanan Amos menjadi penyanyi (foto dokumen Foxx Media.com)

Mendengar nama Andrea Bocelli mungkin sudah tidak asing lagi buat kita para pecinta musik-musik opera. Lantunan suara merdu nan indah selalu menghiasi panggung-panggung di mana Andrea Bocelli bernyanyi.

Namun siapa sangka, ternyata jalan panjang penuh kesunyian harus dilalui sang maestro opera untuk bisa menjadi penyanyi opera yang dikagumi banyak orang di dunia. Cerita ini tergambar dari film biografi yang mengangkat kisah hidup penyanyi asal negeri pizza ini dalam The Music of Silence.

Film yang dirilis sejak 2 Febuari 2018 ini menggambarkan Andrea Bocelli dalam sosok Amos Bardi. Di Kota Tuscany, Italia, Amos lahir dari keluarga harmonis. Sang ayah memiliki perkebunan anggur dan zaitun dan ibunya begitu mencintai putra pertamanya itu.

Sejak kanak-kanak, Amos telah didiagnosis glaucoma ocular yang membuat penglihatannya terganggu. Namun begitu, Amos kecil tumbuh layaknya anak-anak biasa yang menikmati bermain di kebun ayahnya yang sangat luas.

Bahkan Amos kecil suka menunggangi kuda ayahnya meskipun dia menyadari pandangannya terbatas untuk melihat arah kuda berjalan. Amos kecil juga tertarik dengan musik-musik opera yang membuatnya terkesima setiap kali telinganya mendengarkan musik lewat sebuah radio kuno.

Adalah sang paman yang membuat Amos tertarik mendengarkan musik-musik opera dari penyanyi terkenal Italia seperti Franco Corelli dan Beniamino Gigli. Bahkan sang paman yang bernama Giovanni ini juga selalu bercerita tentang lirik-lirik lagu Beniamino Gigli yang membuat Amos kecil akhirnya memiliki cita-cita ingin menjadi penyanyi opera.

Peran sang paman sangat besar dalam perjalanan Amos menjadi penyanyi (foto dokumen Foxx Media.com)
Peran sang paman sangat besar dalam perjalanan Amos menjadi penyanyi (foto dokumen Foxx Media.com)

Amos kecil bahkan mulai berani menunjukan bakatnya bernyanyi di dalam keluarga. Kehadiran sang paman sedikit banyak membentuk watak dan karakter Amos kecil untuk percaya diri bernyanyi di hadapan anggota keluarganya.

Tidak hanya itu, sang paman bahkan sesekali mengajak Amos kecil bernyanyi di sebuah pub untuk menunjukan bakatnya kepada orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. Dari sini Amos kecil semakin yakin dapat mewujudkan harapannya menjadi penyanyi opera suatu hari nanti.

Bahkan ketika Amos dimasukan ke sekolah luar biasa khusus anak-anak tuna netra dia tetap menunjukan bakat musiknya di hadapan teman-teman sekelasnya. Pelajaran seni musik menjadi favoritnya karena Amos bisa menunjukan bakatnya bernyanyi.

Salah satu scene yang menjadi favorit saya di The Music of Silence adalah ketika Amos diminta bernyanyi sendiri oleh ibu gurunya. Kemudian dengan iringan piano sang guru, Amos bernyanyi salah satu lagu Franco Corelli dengan merdu dan membuat ibu gurunya terharu. “Tidak pernah ada seorang pun yang bernyanyi seindah ini untuk saya” ujar sang guru penuh haru.

Amos Bardi Remaja

Beranjak remaja, Ada satu kejadian yang membuat Amos Bardi mengalami satu masa sulit dalam kehidupannya. Suatu hari pamannya mengajak Amos untuk bernyanyi di sebuah pesta pernikahan. Namun tiba-tiba suara Amos berubah saat bernyanyi dan ia pun sangat sedih dengan perubahan yang terjadi pada suaranya. Kejadian ini membuat Amos terpukul hingga kehilangan semangat untuk bernyanyi lagi.

Amos kemudian mendaftar di sebuah sekolah hukum demi mengejar cita-citanya menjadi seorang pengacara. Beruntung, di sekolah ini dia bertemu seorang kawan baik yang juga menyukai musik. Akhirnya keduanya pun sepakat untuk bermusik bersama dan dari sini semangat Amos untuk kembali bermusik dan bernyanyi pun hidup kembali.

Dari bermusik inilah Amos mulai hidup mandiri dan pelan-pelan meninggalkan ketergantungan pada kedua orang tua nya yang selama ini membiayai kehidupannya. Akhirnya kedua sahabat ini mulai bermain di sebuah café dan Amos pun kembali menunjukan keahliannya bernyanyi.

Lama bermain di Café, Amos merasa nasibnya sebagai penyanyi seperti berjalan di tempat sampai kemudian ia bertemu dengan seorang teknisi piano yang mengenalkannya dengan Maestro, seorang guru vokal dan piano yang diperankan dengan apik oleh aktor kawakan Antonio Banderas.

Maestro inilah yang kemudian membentuk Amos menjadi seorang pianis sekaligus penyanyi opera yang mahir. Dengan kesabarannya, setiap hari Amos berlatih dengan Maestro di kediaman sang guru. Berbagai Teknik bernyanyi dan bermain piano diajarkan Maestro kepada Amos. Hal ini membuat Amos kembali percaya diri untuk menjadi penyanyi opera terkenal.

Sosok Maestro yang diperankan secara apik oleh actor Antonio Banderas. (foto dokumen Ramascreen.com)
Sosok Maestro yang diperankan secara apik oleh actor Antonio Banderas. (foto dokumen Ramascreen.com)

Hingga suatu hari datanglah tawaran dari seorang promotor musik bernama Trani untuk Amos berkolaborasi dengan Zucchero, penyanyi rock terkenal di Italia. Tawaran kolaborasi itu datang karena Luciano Pavarotti berhalangan duet dengan Zucchero.

Namun, setelah datang tawaran itu, Trani tidak memberi konfirmasi ulang pada Amos hingga dua tahun lamanya. Lagi-lagi kesabaran Amos diuji, dengan keyakinannya, Amos mencoba bersabar menantikan saat itu tiba. Apalagi istrinya Elena selalu mendukung Amos untuk tetap sabar menantikan kabar baik dari sang promotor.

Hingga akhirnya, Elena, yang sudah menjadi istri Amos mendapat telepon dari manajer Zucchero. Dan pada 3 Mei 1993, Amos Bardi bernyanyi dalam konser besar pertamanya bersama Zucchero. Inilah salah satu momen bersejarah bagi Amos Bardi karena dari konser ini namanya menjadi dikenal oleh publik Italia dan dunia hingga saat ini.

Film The Music of Silence buat saya menjadi sebuah film biografi dari perjalanan sunyi Andrea Bocelli menggapai kesuksesan. Bocelli yang digambarkan dalam sosok Amos (dimainkan dengan apik oleh aktor Toby Sebastian) menggapai karir kesuksesan melalui jalan panjang penuh liku dalam kesunyiannya sebagai seorang tuna netra. Sosok-sosok yang mendukung karirnya hadir silih berganti dan membuatnya menjadi penyanyi yang bukan saja penuh talenta tapi juga santun dengan para penggemarnya.

The Music of Silence menjadi sajian film yang wajib ditonton di saat libur lebaran seperti saat ini. Buat saya film ini tidak hanya menghibur, namun dari film ini kita bisa belajar bagaimana sosok Andrea Bocelli yang seorang tuna netra menjadi seorang penyanyi opera terkenal yang dikagumi banyak orang di seluruh dunia.

Nah buat kalian yang mau nonton film ini, silahkan kunjungi website Mola TV, kemudian pilih Mola TV Movies dan pilih film The Music of Silence. Atau kalian juga bisa akses link berikut ini untuk langsung mengakses film arahan sutradara Michael Radford ini.

Oia selain film The Music of Silence, di Mola TV Movies juga banyak film-film seru loh yang bisa kalian tonton saat libur lebaran ini. Pastinya bakalan tambah seru liburan di rumah dengan nonton film-film pilihan di Mola TV. Selamat menikmati liburan ya gaes.

Salam,

Tauhid Patria.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun