Amos Bardi Remaja
Beranjak remaja, Ada satu kejadian yang membuat Amos Bardi mengalami satu masa sulit dalam kehidupannya. Suatu hari pamannya mengajak Amos untuk bernyanyi di sebuah pesta pernikahan. Namun tiba-tiba suara Amos berubah saat bernyanyi dan ia pun sangat sedih dengan perubahan yang terjadi pada suaranya. Kejadian ini membuat Amos terpukul hingga kehilangan semangat untuk bernyanyi lagi.
Amos kemudian mendaftar di sebuah sekolah hukum demi mengejar cita-citanya menjadi seorang pengacara. Beruntung, di sekolah ini dia bertemu seorang kawan baik yang juga menyukai musik. Akhirnya keduanya pun sepakat untuk bermusik bersama dan dari sini semangat Amos untuk kembali bermusik dan bernyanyi pun hidup kembali.
Dari bermusik inilah Amos mulai hidup mandiri dan pelan-pelan meninggalkan ketergantungan pada kedua orang tua nya yang selama ini membiayai kehidupannya. Akhirnya kedua sahabat ini mulai bermain di sebuah café dan Amos pun kembali menunjukan keahliannya bernyanyi.
Lama bermain di Café, Amos merasa nasibnya sebagai penyanyi seperti berjalan di tempat sampai kemudian ia bertemu dengan seorang teknisi piano yang mengenalkannya dengan Maestro, seorang guru vokal dan piano yang diperankan dengan apik oleh aktor kawakan Antonio Banderas.
Maestro inilah yang kemudian membentuk Amos menjadi seorang pianis sekaligus penyanyi opera yang mahir. Dengan kesabarannya, setiap hari Amos berlatih dengan Maestro di kediaman sang guru. Berbagai Teknik bernyanyi dan bermain piano diajarkan Maestro kepada Amos. Hal ini membuat Amos kembali percaya diri untuk menjadi penyanyi opera terkenal.
Hingga suatu hari datanglah tawaran dari seorang promotor musik bernama Trani untuk Amos berkolaborasi dengan Zucchero, penyanyi rock terkenal di Italia. Tawaran kolaborasi itu datang karena Luciano Pavarotti berhalangan duet dengan Zucchero.
Namun, setelah datang tawaran itu, Trani tidak memberi konfirmasi ulang pada Amos hingga dua tahun lamanya. Lagi-lagi kesabaran Amos diuji, dengan keyakinannya, Amos mencoba bersabar menantikan saat itu tiba. Apalagi istrinya Elena selalu mendukung Amos untuk tetap sabar menantikan kabar baik dari sang promotor.
Hingga akhirnya, Elena, yang sudah menjadi istri Amos mendapat telepon dari manajer Zucchero. Dan pada 3 Mei 1993, Amos Bardi bernyanyi dalam konser besar pertamanya bersama Zucchero. Inilah salah satu momen bersejarah bagi Amos Bardi karena dari konser ini namanya menjadi dikenal oleh publik Italia dan dunia hingga saat ini.
Film The Music of Silence buat saya menjadi sebuah film biografi dari perjalanan sunyi Andrea Bocelli menggapai kesuksesan. Bocelli yang digambarkan dalam sosok Amos (dimainkan dengan apik oleh aktor Toby Sebastian) menggapai karir kesuksesan melalui jalan panjang penuh liku dalam kesunyiannya sebagai seorang tuna netra. Sosok-sosok yang mendukung karirnya hadir silih berganti dan membuatnya menjadi penyanyi yang bukan saja penuh talenta tapi juga santun dengan para penggemarnya.