Mohon tunggu...
Taufiqurrokhman
Taufiqurrokhman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kuliah

Hobi saya futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan dan Konsep Ekonomi Kerakyatan

29 September 2024   19:52 Diperbarui: 29 September 2024   19:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Meskipun memiliki potensi besar, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi dalam menerapkan ekonomi kerakyatan, antara lain:

1. Kurangnya Dukungan Kebijakan: Kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat miskin dapat menghambat pelaksanaan program-program ekonomi kerakyatan.

2. Minimnya Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun manusia, dapat mengurangi efektivitas program yang dijalankan.

3. Kesadaran Masyarakat yang Rendah: Rendahnya kesadaran akan pentingnya partisipasi dalam ekonomi kerakyatan bisa menjadi penghalang dalam pelaksanaannya.

4. Birokrasi yang Rumit: Proses administrasi yang berbelit-belit menyulitkan masyarakat untuk mengakses program bantuan atau pelatihan yang tersedia.

*Studi Kasus: Keberhasilan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia

Contoh keberhasilan penerapan ekonomi kerakyatan di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. Melalui inisiatif seperti pelatihan kewirausahaan dan pengembangan produk lokal, banyak desa berhasil meningkatkan pendapatan dan mengurangi angka kemiskinan.

*Koperasi sebagai Sarana Ekonomi Kerakyatan

Koperasi berperan penting dalam mengimplementasikan ekonomi kerakyatan. Koperasi menyediakan akses kepada masyarakat untuk mengelola ekonomi secara bersama-sama. Beberapa fungsi koperasi dalam konteks ini adalah:

1. Akses Modal: Koperasi dapat memberikan pinjaman kepada anggotanya dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya, membantu mereka memulai atau mengembangkan usaha.

2. Pemasaran Produk: Melalui koperasi, produk lokal dapat dipasarkan dengan lebih efektif, meningkatkan daya saing produk tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun