Mohon tunggu...
Muhammad Taufiqul Wildan
Muhammad Taufiqul Wildan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

I want to you know but i don't want to tell you

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Kesulitan dan Kejujuran

21 November 2024   13:36 Diperbarui: 21 November 2024   22:59 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yusuf merasa simpati terhadap Jaka, ia pun menawarkan tumpangan untuk ia pulang, "kamu kesini jalan kaki? Bagaimana kalau saya antar kamu pulang?" Jaka terkejut mendengar tawaran Yusuf, namun ia ragu, "Terima kasih, Pak, tapi kami sudah terbiasa berjalan kaki." jawab Jaka dengan hati-hati. Yusuf terus memaksanya hingga pada akhirnya Jaka menerima tawarannya Menaiki mobil,Yusuf mengantar Jaka pulang kerumah.

Sesampainya dirumah,Yusuf menatap Jaka dengan mata penuh perhatian, lalu menoleh ke arah Raka yang duduk di kursi teras, tampak lemas dan lesu. "Adikmu sakit, ya?" tanya Yusuf dengan nada lembut, wajahnya penuh kekhawatiran.

Jaka mengangguk pelan. "Iya, Pak. Sudah beberapa hari demam, tapi belum sempat ke dokter karena kami kekurangan biaya."

Yusuf terdiam sejenak, lalu berkata, " Kalau begitu, saya antar adikmu kerumah sakit. Sudah sewajarnya kita saling tolong menolong."

Jaka terdiam, melihat kebaikan dari Yusuf. Hatinya yang sempat diliputi kebimbangan tadi kini terasa lebih tenang. "Baiklah, Pak. Terima kasih banyak." jawab Jaka dengan suara yang mulai bergetar, merasa terharu.

Saat perjalanan berlangsung, Yusuf mencoba berbicara lebih banyak untuk menyemangati Jaka. "Kamu pasti kuat, Nak. Kehidupan tidak mudah, tapi orang yang jujur dan baik seperti kamu pasti akan diberkahi. Kamu sudah melakukan hal yang benar dengan mengembalikan dompet itu, dan kadang-kadang kebaikan itu akan membawa jalan bagi kita yang tak terduga."

Jaka hanya bisa mengangguk pelan, merasa ada sesuatu yang ringan di dadanya. Jaka merasa pilihan untuk mengembalikan dompet adalah pilihan yang tepat. ia merasa sedikit kecewa dengan dirinya karena sempat akan mengambil barang yang bukan miliknya.

Sesampainya di rumah, Yusuf memberi pesan kepada Jaka "Ingat, kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk menghubungi saya, semoga Raka cepat sembuh." katanya dengan tulus. Jaka mengucapkan terima kasih berkali-kali, merasa sangat bersyukur. Sebelum meninggalkan mereka, Yusuf sempat menatap Raka dengan penuh kasih, seolah ingin meyakinkan Jaka bahwa mereka tak perlu merasa sendirian dalam perjalanan hidup ini. Benar saja, beberapa kali Yusuf mengunjungi rumah mereka untuk memberi sedikit uang dan makanan bahkan terkadang mengajak mereka untuk berjalan-jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun