Mohon tunggu...
Taufiqullah Hasbul
Taufiqullah Hasbul Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mahasiswa Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Revolusi Peci

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rekonstruksi Peran Pemuda Terhadap Tatanan Desa

25 Maret 2021   03:43 Diperbarui: 25 Maret 2021   03:56 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam upaya menyelamatkan ancaman penyakit tatanan desa, tentu pemuda sangat diharapkan sebagai tonggak kemajuan desa. Misalnya mahasiswa,  kita kenal dengan gaya idealismenya yang kuat dan pergerakannya yang begitu terorganisir dengan tujuan yang jelas. Mereka  harus ikut andil dalm mengelelola desa. Buanglah perspektif   peran  pemuda tidak penting di suatu desa.

Demikian juga mahasiswa desa yang belajar di luar kota sering terlalu percaya diri, emosionalnya tinggi. Akhirnya egoisme yang terjadi. Merasa gengsi di kampung halamannya sendiri. Sampai kapanpun desa seperti rumah kosong, dihuni dan dikendalikan oleh jin. Pergerakannya tidak terlihat, tetapi imbasnya jelas dirasakan. Demikian jika pemuda desa tidak ikut andil dalam pengembangan daerahnya.

Hilmar Farid dalam bukunya 'Meronta dan Berontak: Pemuda dalam Sastra Indonesia' sebagaimana di kutip oleh Alfian dan Nurshafira (2015) berpendapat bahwa gerakan pemuda direpresantikan secara berbeda-beda di setiap era. Pada awal abad ke-20, pemuda digambarkan sebagai mereka yang bersinggungan dekat dengan kemajuan berkat persentuhannya dengan kultur Eropa. Representasi yang  lain nampak pada era Perang Kemerdekaan. Umumnya, pemuda digambarkan sebagai mereka yang berjuang demi kemerdekaan.

Walaupun di sisi lain karya-karya Pramoedya Ananta Toer menggambarkan pemuda lebih sebagai 'bandit' atau 'pengkhianat'. Pada era orde baru, pemuda digambarkan sebagai pemberontak. Keberagaman ini membuat Farid berani menyimpulkan bahwa tak ada gerakan pemuda yang sejati. Pemuda merupakan 'flating signifer' yang tak punya sifat tetap. Karakternya akan terus berubah dari masa ke masa.

Oleh karena itu, pemuda sebagai investasi jangka panjang kemajuan bangsa, harus terus mengaplikasikan kemampuan untuk memajukan daerahnya masing-masing, terutama di pedesaan. Brandal boleh akan tetapi, setidaknya bisa mampu berkontribiusi untuk masayarakat sekitar agar tidak dikatakan sebagai sampah masyarakat. Saatnya pemuda bersatu, waktunya Indonesia maju.

                

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun