Alangkah bijak seandainya dari pengalaman-pengalaman tersebut semakin memperkaya pelajaran yang berarti dalam melakukan perbaikan. Sehingga dapat meminimalisir kekeliruan, bahkan bisa menghindari kesalahan fatal. Karena sejarah tetap akan mencatat sekecil apa pun kekeliruan yang kita perbuat. Apalagi menyangkut hal-hal fundamental sejarah bangsa.
Revisi Kamus Sejarah Indonesia harus dilakukan. Karena penyusunan Kamus Sejarah bukan untuk merevisi sejarah bangsa.
Ada sebuah ungkapan bahwa sejarah adalah milik penguasa. Bukan berarti penguasa semena-mena memutarbalikkan fakta sejarah. Melainkan, belajar dari sejarah kelam untuk mengukir sejarah baru.
Harapan itulah yang hendak kami sampaikan. Harapan akan masa depan yang lebih baik. Berawal dari sejarah, bagaimana para pelaku sejarah kemarin, kini, dan nanti. Dan, untuk mengawal perubahan itu bukan hanya ada di pundak Kemdikbud, bukan tanggung jawab pemerintah saja, karena semua dari kita adalah pelaku sejarah.
Artikel pernah tayang di Kumparan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H