Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Puisi dengan Bebas, Ini 8 Tipsnya!

19 Agustus 2022   23:30 Diperbarui: 20 Agustus 2022   00:18 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pixabay. Ilustrasi

Puisi Gaya Bebas, Ini 8 Tipsnya!

===

Di antara bentuk dan format puisi ada genre bebas. termasuk di dalamnya adalah puisi diafan, lugu dan puisi dengan pilihan diksi yang ringan. 

Puisi modern dan kontemporer umumya adalah puisi bebas. puisi gaya bebas ditandai dengan: 1. diksi yang populer, atau diksi dengan makna baru. 

2.tidak terikat dengan rima dan ritme atau bebas lirik dan baitnya. 

3. pilihan tema juga bebas, lazimnya adalah tema tema sosial, kritik dan kontemplatif. 

4. membangun daya imaji dan kemungkinan makna untuk disajikan.  Puisi puisi Rendra, Sapardi dan Jokpin termasuk kaya imaji. 

5. Sering ditulis secara naratif, puisi puisi Malna, mewakili puisi kontemporer, umumnya banyak yang naratif. 

Beberapa puisi inspiratif yang penulis susun di sini adalah contoh praktik puisi bebas (ditulis dengan bebas, bahkan dalam waktu yang singkat).

Tips dasar:
Dasar menulis puisi bebas dapat dilakukan dengan langkah berikut:
1. Menulis dengan bebas secara total. yaitu dengan menumpahkan ide dari kepala, bayangan, persepsi dan impresi di pikiran.

2. Puisi yang dihasilkan bisa berupa gambaran pengalaman batin dan personal terhadap satu objek/peristiwa.

3. Puisi itu juga bisa menjadi rupa peristiwa yang baru (imaji dan fantasi) yang kita sajikan ke publik sebagai wujud ekspresi, solusi atau perspektif kehidupan yang bebas dimaknai.

4. Merangkai kata sebebas mungkin dengan kadar estetls dan normatif tertentu untuk membangun satu bait pengertian atau badan puisi.  Misal,  kita menyaksikan Sungai yang Keruh.  kita bisa mengekspresikan gambaran diri kita atau kita bisa menggambarkan sungai itu dengan pilihan diksi : " aku kadang, seperti sungai yang keruh itu. sesak oleh harap yang pengap dan mimpi yang terlelap".

5. Beberapa puisi tidak terikat sintaksis antarbait. anda bebas menyusunnya hingga menjadi rupa puisi,  suatu peristiwa, gambaran dan sesuatu yang bisa dialami.

6. Puisi bebas umumnya memilih kata kata yang mewakili semua imaji pembaca, imaji visual,  taktil, audio: sampah sampah di aliran sungai itu seperti menggaruk garuk di bagian belakang kepalaku (visual dan taktil).

7. Sebagian membebaskan diri dari atap formalistik puisi,  seperti hal hal di atas tadi : metafora. kiasan. imaji. dst. mereka hanya menuliskan pikiran dan pengalamannya lalu menyusunnya menjadi pengertian yang cenderung otonom dan bermakna ganda.

8. Memilih kata/ diksi sebebas mungkin dan mengeksplornya sedalam mungkin. contoh :suatu malam, aku menemukan kepalamu di kulkas. aku sepi dan kosong. hingga aku benar benar sadar bahwa...... dst

Anda bisa mencoba tips tadi dan melanjutkannya sendiri.


CONTOH: Puisi Bebas, ditulis dengan spontan atas impresi di pikiran dan pengalaman // Identitas :
https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/62f78839a1aeea195d442aa5/identitas

===
salam puitis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun