Mereka memiliki waktu yang cukup untuk menguasainya (mastery learning), dengan menyadari bahwa setiap siswa berbeda dalam mengkostruksi pembelajaran.
Ketiga,  autentik dan menetap lebih lama. Sangat sempurna bila hasil belajar  itu terkait langsung dengan perkara hidup si anak, dan hal hal medesak yang  mereka butuhkan.
Sehingga kompetensi yang dikembangkan bisa menetap lebih lama atau dapat dikreasikan kembali menjadi konstruksi yang baru,  yang autentik. Itulah efektifitas: berdaya guna untuk pribadi, sosial, dunia dan akhiratnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H