Otak Generalis: Selamat Datang Metaverse!
*****
(datanglah ke pusat kantor Google, Â di sana semua kondisi merangsang kerja Otak Generalis, Â TS. 2021)
*****
Kita tidak membahas apa itu otak dan bagaimana ia menjadi markas semua aktivitas, baik saat sadar atau tidak.
Apa yang kita capai dari kenyataan teknologi komputer, Â abad digital, Â komunikasi hibryd dan keterhubungan virtual, Â hanyalah lompatan kecil dari "titik Tuhan", (Allah SWT) /Gods Spot: yang bekerja dalam program saraf otak manusia (Ranah Djohar).Â
Kita tentu sudah melampaui abad tulis dan simbol era mesir kuno, semua menuju pada upaya manusia untuk memecahkan persoalan persoalannya sendiri, Â entah lewat fisika kuantum, Â bio-kimia, Â eko-informasi, e marketing, atau lewat ruang maya yang asli (multidimensi) dan penguasaan ruang angkasa!
*****
 Otak Generalis:
Semua bermuara dari Otak Generalis. Suatu level kesadaran otak dalam menserap informasi, Â objek dan pengalaman secara terbuka lalu mengujinya terus menerus, Â hingga menjadi wujud abstraksi dan prosedur aplikatif, dan berguna secara jangka panjang.
Otak generalis adalah otak pembelajar global, Â pembelajar murni, penuh inspiratif dan kebahagiaan, anti resiko: resiko ditimbang seperlunya untuk menguji objektivitas dan keaslian gagasan.Â
Dalam praktiknya, Â kita masih membutuhkan referensi lama sebagai acuan pokok yang relevan dan valid.
Praktik otak generalis tidak menisbikan spesialisasi, Â unsur spesialisasi sebagai konsekuensi regulasi tugas dan prosedur kerja dalam mencapai pola kemajuan pribadi, Â sistem sosial atau organisasi.
Otak generalis bertumpa pada gambar besar yang tersusun-tertaut dengan detail dan berbaur (Metaverse) dalam kaitan kaitan yang lebar, Â panjang, spontan, Â tak terduga, warna warni, Â gairah, Â penuh rahasia, Â sunyi dan semacam kelainan" yang mungkin dapat diukur pada usia tertentu.
Penutup:
Secara psikologis-klinik, Â agaknya, Â otak generalis, Â selain mutlak sebagai "Titipan Ilahi", lewat rangkaian panjang alur genetikal Adam dan Nuh, Â hingga sampai ke abad kita (tanpa menyebut evolusi!).
 Otak ini adalah semacam keberbakatan umum yang awalnya terinstal dalam mekanisme tumbuh-kembang anak, dan dipengaruhi oleh faktor faktor di sekitarnya.
Sayangnya, Â otak generalis ini mengerucut sejak awal SD, Â kecuali kita menyadarinya: disebabkan rangkaian belajar prosedural-monoton, Â terduga, menjemukan dan seterusnya hingga masuk ke mekanisasi dunia kerja, dan tentu lebih parah dampaknya.
Dapatkah kita mempertahankan otak generalis kita? : selamat datang metaverse!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H