Dok. Pixabay. Anher. Kompasiana.2021
Menulis sebagai Self Healing
*****
Menulis merupakan kegiatan paling autentik yang dapat menggambarkan diri seseorang, Â terutama tulisan yang spontan dan sengaja diukur untuk keperluan tertentu.
Setidaknya dalam psikologi modern, Â menulis dapat menjadi sarana pembangun konsep diri. Â Baik sebagai anak, Â siswa, mahasiswa atau profesional. Konsep diri itu, Â sering dikenal dalam cakupan: penerimaan, penghargaan dan pujian. Â sering disebut juga dengan gambaran diri.
Tujuan dari self healing ini adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Self healing tidak hanya menyembuhkan pikiran dan jiwa namun juga tubuh kita, demikian kutipan dari Kompas lifestyle.
Praktik self healing dengan menulis dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Diagnosa kesadaran diri. Â bisa dilakukan secara mandiri atau dengan pendamping. Â ini untuk mengukur bagaimana kita menggambarkan diri kita. Â apakah sebagai pembawa masalah, Â orang gagal atau orang yang memberi dampak positif.
2. Menulis dengan bebas tentang apa saja yang hinggap di pikiran yang menyebabkan gangguan tertentu. Â atau menulis lepas sesuka hati tanpa tema dan objek. hanya menulis, Â sampai dapat skema tulisannya kemudian.
3. Pilih waktu tertentu, Â bisa 15 menit atau dua jam perhari
4. memilih bahan bacaan yang bisa ditulis ulang kembali,  dari ungkapan bijak atau  kutipan Kalam Suci. bahan yang menggambarkan harapan terbaik dan citra positif.
5. Menulis lintasan pikiran secara bertahap, Â hingga menjadi kalimat kalimat pendek yang bisa dicek kembali dan dibicarakan dengan sahabat atau pendamping.
6. Hasil tulisan itu bisa dipajang, Â disimpan atau bahkan dibakar. atau mungkin suatu hari bisa dipamerkan bila memenuhi sarat usefull yang tinggi.
7. Mengkostruksi tulisan dengan objek tertentu sesuai harapan dan gambaran diri tentang problem dan solusi serta dampak dampaknya bagi kemajuan diri. Tulisan itu bisa berwujud tulisan kreatif ataupun tulisan popular.Â
8. hasil tulisan tersebut mesti terjembatani secara sosial, Â bisa direalisasikan secara bertahap. Â diukur dengan capaian capaian kecil keseharian untuk efektifitas program jangka panjang.
Dari praktik kecil di atas, Â diharapkan seseorang akan lebih terbuka secara pribadi, Â menerima diri, Â bersyukur, Â lebih tegar, terlibat dalam interaksi sosial dengan wajar serta dapat bertanggung jawab atas diri dan masa depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H