Penulis Asongan
Ini pelanjut potongan catatan/puisi sebulan lewat
istilahnya didapat dari tetesan tulisan engkong, tentang kualitas tulisan di kompasiana.
Penulis asongan, dalam pikiranku
tidaklah rendahan. seperti picisan, yang mengubur etis dan menyingkap erotisme. hingga tenggelam esoterisme (ilham kebaikan).
Walau ianya mungkin berlagak serba bisa, tapi memang begitu cara kerja otak yang asli.otak pembelajar murni, mencerna global-general (pernah lihat anak kecil yang membongkar-mempelajari-mainannya yang baru dibeli sejam lalu? itulah pembelajar general. otak produktif pada mulanya: mgkin si anak tadi baru memproduksi kesalahan.
Penulis asongan, dianggap tertalu cerewet dan sensitif, juga akademis. semua hal dianalisis dan diasosiasi menjadi tulisan. tulisan apa saja.tentang apa saja.
Topik sejenis,di sini:
Ya, secara praktis dan teknis di zaman yang serba spesialis, tipe ini dianggap tidak profesional (karena sistem sosial terbiasa begitu) dan akan merusak branding personal. orang jadi kabur tentang keahliannya.
Keahlian memang diperlukan, namun banyak pengalaman yang menunjukkan kita bisa ahli pada beberapa bidang. seluruh ilmuwan muslim yang menerjemah tradisi yunani dan mensintesanya dengan nilai Islam ( abad 7 sd 12 M ) kesemuanya generalis ahli.
Seperti Ibnu Sina, (Avicenna),menulis dua ratus buku, administrator pemerintah, seorang guru, dokter, ahli fisika, menulis puisi dan musik, filsafat, Â psikoterapi, menghafal Alquran dan Hadis Nabi.
Mungkin mulanya si penulis bagai menjaja asongan, atau mengurai segala hal berdasarkan pengalaman dan perspektifnya, tentang apa saja, dan bisa jadi belum sempurna hasilnya.Â
Dan akan sempurna bila ia terus tekun,membajak/mengolah akalnya dengan pengetahuan dan pengalaman yang beragam secara bertahapan.Â
Teori multi cerdas Gardner mendukungnya, kita bisa ahli setidaknya dalam tiga atau 5 bidang kemampuan,
(namun sistem sosial kita belum terbiasa, dan sekolah kita menjejal semua pengajaran sekaligus, sedang pemikiran perlu konsolidasi: merakit wawasan di benaknya)
Salam penulis asongan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H