Motivasi: Esok dan Mimpi yang Kita Perjuangkan
Barat menyebut masa depan dengan idiom mimpi. Keberadaan yang mereka yakini akan terwujud dalam gambar mimpi, selama mimpi itu menjadi pola dalam pikir dan laku sehari hari.
Adapun masa lalu, hanya menyisakan kenangan,ingatan dan kelapukan, kata mereka yang di Barat.
Bagi mereka, hidup hanya berhenti disini
dan esok atau masa depan hanya disini juga. Adapun kekekalan yang mereka yakini hanya falsafah dan ajaran dogma yang kosong.
Oleh karena itu, mimpi mereka adalah menetap di planet selain bumi, seperti Mars. Membangun penginapan dan transit di bulan.
Masa depan mereka adalah materialisme yang akut. Masa depan adalah  yang bisa mereka raba dengan metodologi. Tanpa itu, hanya mimpi, bisa ada atau tiada.
Lihatlah masa depanmu dengan pandangan utuh dan bersih!: sejalan dengan  fitrah insan yang berwujud dalam ruh dan jasad.
Esok dan mimpi yang kita perjuangkan hanya terminal kecil yang segera hancur, dan lebur dalam kealpaan.
Esok dan hari hari hadapan yang ingin kita nikmati disini hanya persinggahan dalam kedipan mata anak yang polos.
Semua pandangan dan rasa lezat hanya kesementaraan yang bisa hilang bagai debu yang dihembus angin.
Kecuali masa depan yang ditatap dengan timbangan ukhrawi dalam skala pengabdian murni,walau dengan amal sebiji sawi dan setetes tangis di malam hari. Ia akan menjadi masa depan yang berkekalan tanpa penyesalan.
Tataplah masa depan itu,
"Walal Akhiratu Khairullaka minal ula" pada KalamNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H