Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Motivasi: Esok dan Mimpi yang Kita Perjuangkan

27 Juli 2021   02:26 Diperbarui: 27 Juli 2021   02:28 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Motivasi: Esok dan Mimpi yang Kita Perjuangkan

Barat menyebut masa depan dengan idiom mimpi. Keberadaan yang mereka yakini akan terwujud dalam gambar mimpi, selama mimpi itu menjadi pola dalam pikir dan laku sehari hari.

Adapun masa lalu, hanya menyisakan kenangan,ingatan dan kelapukan, kata mereka yang di Barat.

Bagi mereka, hidup hanya berhenti disini
dan esok atau masa depan hanya disini juga. Adapun kekekalan yang mereka yakini hanya falsafah dan ajaran dogma yang kosong.

Oleh karena itu, mimpi mereka adalah menetap di planet selain bumi, seperti Mars. Membangun penginapan dan transit di bulan.

Masa depan mereka adalah materialisme yang akut. Masa depan adalah  yang bisa mereka raba dengan metodologi. Tanpa itu, hanya mimpi, bisa ada atau tiada.

Lihatlah masa depanmu dengan pandangan utuh dan bersih!: sejalan dengan  fitrah insan yang berwujud dalam ruh dan jasad.

Esok dan mimpi yang kita perjuangkan hanya terminal kecil yang segera hancur, dan lebur dalam kealpaan.

Esok dan hari hari hadapan yang ingin kita nikmati disini hanya persinggahan dalam kedipan mata anak yang polos.

Semua pandangan dan rasa lezat hanya kesementaraan yang bisa hilang bagai debu yang dihembus angin.

Kecuali masa depan yang ditatap dengan timbangan ukhrawi dalam skala pengabdian murni,walau dengan amal sebiji sawi dan setetes tangis di malam hari. Ia akan menjadi masa depan yang berkekalan tanpa penyesalan.

Tataplah masa depan itu,
"Walal Akhiratu Khairullaka minal ula" pada KalamNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun