Umumnya ramah selalu dikaitkan dengan kebaikan. Orang yang ramah biasanya baik hatinya. Sayangnya kenyataannya tidaklah selalu begitu. Ada juga yang ramah karena basa-basi kebiasaan saja. Atau yang lebih parah bersikap ramah untuk menutupi kejahatan. Jadi ternyata ramah tidaklah selalu identik dengan kebaikan. Jika dibuat kombinasinya antara ramah-tidak ramah dan baik-tidak baik (jahat) maka hasilnya kira-kira seperti berikut: Terdapat 4 area kombinasi. Dan tentu saja kombinasi yang terbaik adalah area 1 Ramah-Baik. Dan menurut pendapat saya, urutan berikutnya adalah area 2 Tidak Ramah-Baik, area 3 Tidak Ramah-Tidak Baik/Jahat. Dan yang terakhir area 4 Ramah-Tidak Baik/Jahat. Saya memilih area 4 sebagai area terburuk karena di area ini ada bahaya potensi penipuan dan penyelewengan moral yang luar biasa, yang bisa memutar balikkan antara kebaikan dengan keburukan/kejahatan. Beda dengan area 3 yang memang sudah sepantasnya bila yang jahat itu biasanya tidak ramah, maka orang bisa berjaga-jaga atau mengantisipasinya sebelumnya. Contoh-contoh yang berada di area 4 mungkin sebagai berikut:
- Para pengkhianat dan munafikun yang berpura-pura baik di depan dan menusuk dari belakang. Di depan ramah tamah, di belakang malah memfitnah.
- Para teroris yang berbaur dengan masyarakat umum.
- Para koruptor yang bersikap ramah, santun, suka tersenyum dan suka berderma pakai uang haram.
- Orang yang melanggar rambu lalu lintas sambil tersenyum, dan marah kalau ditegur karena merasa sudah senyum kok masih ditegur.
- Para ahli agama kharismatik yang ternyata malah mencabuli atau mengeksploitasi umatnya.
- Panutan masyarakat yang sambil senyum ramah melakukan tindakan-tindakan asusila yang akhirnya dianggap sah-sah saja oleh pengikutnya.
- Para penculik bayi/anak orang lain.
- Tukang gendam.
- Para penjahat kelas kakap. (Penjahat kelas teri biasanya di area 3)
- Para penjahat berdasi.
- Pencitraan yang berbeda 180 derajat dari kenyataan.
- Dan seterusnya...
Seperti disebut di atas, bahaya dari area 4 adalah penyelewengan moral yang bisa memutar balikkan antara kebaikan dengan kejahatan. Timbulnya kesalahan persepsi bahwa keramahan itu lebih utama dibandingkan dengan kebaikan. Seperti ungkapan yang sempat populer dulu 'nggak apa-apa korupsi yang penting santun'. Tentu saja ini tidak berarti bahwa sikap ramah itu tidak penting lagi. Karena ada hukum alam bahwa kebaikan mengundang kebaikan lain, contoh: hormati orang lain kalau ingin dihormati. Keburukan mengundang keburukan lain. Hal positif adalah menarik hal-hal positif lain. Sesuatu yang bersifat negatif akan menimbulkan atau menarik hal-hal negatif lain. Ramah dan baik keduanya mempunyai sifat positif. Biasa bersikap ramah akan membangkitkan sifat-sifat baik seseorang. Yang harus diwaspadai adalah jika keramahan sudah menjadi basa-basi saja, karena ini sudah mendekati area dimana keramahan bisa menjadi topeng dari kejahatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H