Mohon tunggu...
Taufiqurrahman
Taufiqurrahman Mohon Tunggu... Kepala Sekolah

To do is to be...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keadilan Sosial di Lingkungan Sekolah, Mengapa Sulit Diwujudkan?

25 Juli 2022   23:15 Diperbarui: 26 Juli 2022   04:35 4444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbicara tentang keadilan memang tidak akan ada habisnya. Banyak hal yang bisa dibahas hanya dari satu topik itu saja. Mulai dari makna keadilan itu sendiri, bagaimana cara implementasinya, bagaimana cara penilaiannya, perspektif mana yang digunakan dan lain sebagainya.

 

Arti keadilan

Apa itu adil menurut anda? Apa itu keadilan? Apakah adil itu sama rasa sama rata? Keadilan bisa kita artikan sementara sebagai suatu ide abstrak yang perlu diterjemahkan menggunakan perspektif tertentu. Secara umum keadilan merupakan sesuatu yang apabila terwujud dapat membuat kita manusia mempertahankan keseimbangan manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial dan keseimbangan dengan alam sebagai bagian darinya.

Untuk membuat dunia yang jauh lebih baik, keadilan merupakan ide pokok atau jadi salah satu fondasi utamanya. Keadilan memang sesuatu yang ideal untuk diciptakan, namun penerapannya dalam realitas bergantung pada siapa pelakunya dan seperti apa cara ia mempersepsikan keadilan.

Sedangkan jika kita membawa keadilan ke ranah hukum, maka konteksnya pun bisa berbeda lagi. keadilan hukum atau bisa juga disebut sebagai keadilan legal merupakan keadilan yang terjadi diantara warga negara di suatu wilayah tertentu dan mereka berkewajiban menjaga keadilan tersebut untuk meneruskan kedamaian dan ketertiban bersama.

 

Keadilan dalam Lingkungan Pendidikan

Sedangkan jika kita berbicara keadilan di lingkungan pendidikan maka tidak akan terlalu jauh maknanya, hanya berbeda konteks dan penerapan saja. Kegiatan belajar mengajar di lingkup pendidikan seperti sekolah, universitas, tempat les, dan lainnya tentu harus berjalan dengan adil yaitu bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik 12 tahun.

Selain mendapatkan wajib pendidikan 12 tahun, semua anak yang sedang menempuh bangku sekolah maupun kuliah sudah seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama dan kesempatan yang sama dalam berkembang.

 

Contoh keadilan Sosial di Lingkungan Pendidikan

Terdapat beberapa contoh yang bisa dilihat pada penerapan keadilan di lingkungan sekolah atau kampus, berikut adalah beberapa diantaranya:

1. Perlakuan yang adil dari pihak pengajar (guru dan dosen) terhadap semua muridnya tanpa terkecuali. Tanpa memandang latar belakang, ras, etnis, fisik, dan lain sebagainya dari si anak.

2. Para siswa atau mahasiswa memiliki hak yang sama dalam memperoleh validasi atau penilaian dari pengajar tanpa memedulikan rasa suka atau tidak suka pengajar yang subjektif

3. Semua siswa atau mahasiswa memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di lingkungan pendidikan.

4. Tidak ada genk-genk yang terlalu eksklusif di lingkungan sekolah

5. Minimnya atau bahkan tidak ada sama sekali kasus bullying di lingkungan pendidikan.

 

Yang Membuat Keadilan Sulit direalisasikan

Meskipun sudah ada peraturan resmi yang dibuat pemerintah untuk memastikan keadilan di lingkup pendidikan terjaga, ada saja faktor lain yang tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah sebagai pihak yang membuat peraturan.

Sebenarnya bisa saja pemerintah melakukan sesuatu, namun rasanya permasalahan tersebut sangatlah kompleks atau rumit. Misalnya saja akses informasi. Bisa saja pemerintah atau instansi pendidikan sudah membuka akses informasi untuk umum di halaman website, namun ada saja siswa atau mahasiswa yang enggan membukanya atau memang tidak tahu kalau informasi tersebut sudah ada di halaman website resmi.

 

Faktor yang membuat keadilan sosial di lingkungan pendidikan sulit tercipta

Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi hal tersebut, berikut kami sajikan beberapa diantaranya:

1. Latar belakang ekonomi

Latar belakang ekonomi seseorang sering kali jadi sumber utama mengapa seseorang tidak mendapatkan keadilan dalam pendidikannya. Belum lagi ditambah dengan fakta bahwa harga pendidikan yang saat ini kian mahal saja. Apalagi untuk biaya pendidikan di sekolah atau kampus unggulan, sangat mahal sekali pastinya.

Bagi anak yang datang dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan atau malah kurang, keinginan untuk menempuh pendidikan yang tinggi dan berkualitas tentu saja hanya sebatas fatamorgana semata. Memang ada akses lewat beasiswa, namun jumlahnya amat terbatas.

2. Status sosial

Tidak bisa dipungkiri bahwa status sosial amat penting dan berpengaruh di lingkungan masyarakat seperti Indonesia. Barang siapa yang memiliki status sosial tinggi maka biasanya akan lebih mudah mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk memiliki pendidikan yang terbaik.

Jika status sosial biasa saja dan tidak memiliki kenalan bisa sangat sulit untuk mendapat pendidikan dengan kualitas terbaik.

3. Kecerdasan

Kecerdasan memang bisa termasuk dalam bakat alami, namun juga ada peran besar dari lingkungan tempat si anak tumbuh. Anak yang tumbuh dari lingkungan yang suportif, orang tua yang paham bagaimana mendidik anak yang baik, dan mampu menyediakan kebutuhan gizi yang cukup tentu akan sangat membantu proses pertumbuhan dan kecerdasannya.

Berbeda dari anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang sederhana atau bahkan kurang. Mau makan saja harus bekerja seharian, ini disuruh buat memikirkan cara mendidik anak yang baik dan menyediakan asupan gizi yang seimbnag. Tentu akan sangat sulit dan mustahil bagi orang tua mereka.

Dengan beberapa faktor tersebut tentunya bisa diambil kesimpulan bahwa penerapan keadilan di lingkungan pendidikan saja tidak cukup. Tidak cukup jika hanya dilakukan di dalam lingkungan pendidikan itu sendiri. Ada banyak faktor dari luar, dari individu si anak masing-masing yang terlalu banyak berpengaruh untuk gagal mewujudkan pendidikan yang adil.

 

Kebijakan-kebijakan yang masih bertentangan

Dalam upaya mewujudkan keadilan sosial ada di sekolah kita, pemerintah merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam mengatur agar praktik keadilan tersebut benar-benar bisa terwujud di lingkungan sekolah atau universitas.

Namun sering kali kebijakan-kebijakan yang ditetapkan saling bertentangan, sangkut marut, dan kurang efektif. Misalnya saja kurikulum yang kerap berganti. Jika proses berganti kurikulum tidak ribet tentu tidak terlalu jadi masalah asalkan itu merupakan yang terbaik bagi para anak didik. Namun kita semua tahu proses berganti kurikulum bagi sekolah atau guru cukup memakan waktu dan tenaga.

Tentu ada beberapa kebijakan yang efektif dari pemerintah. Misalnya saja sistem zonasi sekolah. Kebijakan tersebut memiliki tujuan untuk meratakan hak dan kesempatan tiap anak untuk menempuh pendidikan yang layak. Jadi yang bersekolah di sekolah unggulan bukan hanya anak-anak yang secara akademis pintar saja, namun anak lain yang berada di zonasi tersebut bisa merasakan kesempatan yang sama.

Namun yang jadi persoalan sistem zonasi tersebut adalah cara penyampaian atau komunikasi perihal arti dari kebijakan itu sendiri kepada masyarakat yang masih kurang optimal. Meski bertujuan baik untuk keadilan di lingkungan pendidikan, namun masih banyak orang tua dan anak yang menganggap kebijakan tersebut justru menghalangi mereka dalam bersekolah di tempat unggulan.

 

Kesimpulan

Untuk benar-benar mewujudkan keadilan sosial di lingkungan pendidikan yang ideal, memang tampaknya bagaikan fatamorgana semata. Indah tapi tak nyata. Ada banyak aspek-aspek di luar pendidikan yang harus dibenahi dulu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun