Eduardo jelas bukan orang biasa. Ia pewaris tunggal dari sebuah bisnis yang telah berusia hampir satu abad, dan telah menggurita ke banyak sektor. Kematiannya jelas menjadi headline berita di Italia. Namun investigasi kematiannya seolah sengaja ditutupi. Tanpa investigasi yang mendalam, mencari penyebab kematiannya dari berbagai bukti yang ditemukan. Jenazahnya bergegas dikuburkan ke esokan harinya.
Sebuah fakta baru yang belum banyak terungkap, bahwa dua hari sebelum kematiannya, Eduardo berencana pergi ke Iran, hendak memperdalam agama. Namun saat ingin membeli tiket, penjual tiket menolak menjualnya. Ada pihak kuat yang melarang meskapai menjual tiket atas nama Eduardo.
Eduardo telah pergi, menemui kekasih-Nya. Ia telah melukis catatan sejarah modern. Betapa mahalnya sebuah keyakinan, dan spiritualitas. Ini bukan persoalan pertukaran semata, tapi ini perihal pengalaman yang ia rasakan, yang tidak ditemuinya dari gemerlapnya dunia.
Ada ruang yang tidak kita ketahui, hanya Eduardo saja, yang menjelaskan mengapa ia rela menukar garis hidupnya.
Eduardo telah menempuh akhir dari perjalannya, jelas bukan jalan Gianni, ayahnya. Selamat jalan Sang Martir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H