Mohon tunggu...
Taufiq Effendi
Taufiq Effendi Mohon Tunggu... -

Taufiq Effendi adalah seorang pemula di dunia blogging. Dia tertarik untuk bergabung di kompasiana setelah “menyelam” sebentar di lingkungan komunitas kompasiana pada peluncuran buku kedelapan Pak Wijayakusuma di Bank Indonesia tanggal 28 April 2012, di Thamrin, Jakarta. Saat ini dia berusaha belajar untuk lebih mengenal dunia blogging dan website. Oleh karena itu kali ini dia akan memulai mem-post tulisannya yang di publish di www.motivasibeasiswa.org sebagai pembuka. Taufiq Effendi adalah seorang tunanetra. Dia kehilangan penglihatan mata kanannya pada usia 10 tahun dan kehilangan sebagian besar penglihatan mata kirinya pada usia 15 tahun. Dia menjadi tunanetra akibat kecelakaan dan sederetan benturan di masa kecil. Dia putus sekolah bertahun-tahun sampai akhirnya berjuang menggapai mimpi-mimpinya. Saat ini dia bekerja sebagai salah seorang pengajar di Center for Civic Education Indonesia untuk program beasiswa Access Microscholarship dari pemerintah Amerika Serikat. Dia juga mengajar TOEFL di Universitas Negeri Jakarta untuk Mata Kuliah Bahasa Inggris. Di usianya saat ini dia sudah berhasil meraih 8 beasiswa luar negeri dan telah merasakan keliling dunia gratis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memenangkan Delapan Beasiswa Luar Negeri Walau Tunanetra Sejak Remaja

2 Mei 2012   23:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aku tersenyum kecil dan terdiam tak membantah. Tetapi, jauh di dalam relung hatiku keinginan berkeliling dunia telah terpatri dengan kokoh sesaat sebelum aku berbicara. Mimpi besar inilah yang akan menuntun doaku, menuntun langkahku, memecut usahaku dan melemparkan diriku melayang membagikan ilmuku kepada manusia lain di penjuru dunia kelak.

Masa depan masih suram. Tiga tahun bersekolah di SMA YPI 45 belum membantuku melihat cahaya terang. Aku telah berjuang susah payah dengan air mata dan keringat mengukir prestasi walaupun memiliki keterbatasan fisik. Aku menangis terisak-isak sembari mencium tangan guru-guruku saat acara perpisahan. Aku menangis karena aku tak tahu masa depan seperti apa yang akan kujalani. Walaupun aku berada di urutan ketiga dari kurang lebih 240 murid jurusan IPA, aku belum melihat jalan terang untuk mewujudkan mimpi besarku. Sementara teman-teman berbahagia menantikan masa-masa kuliah, kedua orangtuaku memintaku sekolah keterampilan pijat, tidak kuliah. Hatiku hancur. Mimpi masih ada tetapi cahayanya mulai memudar.

Walau kedua orang tuaku adalah guru, mereka tidak memiliki informasi cukup tentang jenis pekerjaan lain untuk tunanetra selain pijat. Di lingkungan tempat tinggalku, ada seorang tunanetra yang memiliki panti pijat cukup besar dan memberi pekerjaan kepada beberapa tunanetra lain untuk mencari penghidupan di tempatnya. Kedua orangtuaku beranggapan ini adalah solusi paling realistis saat itu. Kedua orangtuaku juga mulai sibuk memperhatikan setiap sudut rumah kami untuk menyediakan ruang khusus untuk panti pijatku nanti.

Aku dihantui oleh mimpi-mimpi besarku setiap detik. Aku minggat dari asrama. Aku keluar dari sekolah pijat. Aku ke Bandung untuk belajar musik di asrama Wyata Guna. Aku beranggapan mungkin pemusik dapat menjadi gerbang memasuki kota-kota dunia. Namun, aku hanya tahan selama beberapa bulan dan kembali memutar haluan.

Aku memohon bantuan para “reader”, panggilan untuk para mahasiswa di Bandung yang sengaja datang ke asrama Wyata Guna untuk membacakan, merekamkan atau menemani ke toko atau perpustakaan untuk mencari buku atau memberikan bantuan lain yang mereka bisa. Aku yakin bahwa kuliah S1 adalah tiket keliling dunia gratis, mimpi yang tertanam kuat di alam bawah sadarku. Aku katakan bahwa aku ingin segera kuliah baik di kampus negeri ataupun di kampus swasta. Seorang mahasiswi membantuku mendaftar SPMB. Aku didampingi membeli formulir dan juga dibantu mengisi formulir dan melengkapi semua persyaratannya. Teman-teman reader dari jurusan Matematika, Teknik Industri dan Teknik Mesin ITB angkatan 99 dan Psikologi UNPAD angkatan 99 pun berbagi tugas membantu merekamkan materi dan juga mengajarkan mata pelajaran yang berbeda-beda. Dua minggu persiapan telah selesai dan aku pun mengerjakan ujian SPMB di ITB. Aku dibacakan dan dibantu dituliskan semua jawaban yang ku ucapkan oleh seorang mahasiswi Matematika ITB angkatan 99, yang aku tak ingat namanya, sahabat yang sampai sekarang aku tak tahu dimana keberadaannya.

Syahrul Maulani, kakak pertamaku yang lulus dari jurusan Biologi UI angkatan 95, menyampaikan kabar gembira dari Riau. Dia sedang di kantor memandangi pengumuman SPMB. Dia ucapkan selamat karena aku diterima di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris UNJ, pilihan kedua setelah Ilmu Komunikasi UI. Kedua orangtuaku terkejut bahagia karena skenario hidup yang telah dipersiapkan oleh Sang Khaliq perlahan bercahaya semakin terang.

Aku menemukan cahaya penuntun menuju gerbang menggapai impianku. Prof. Dr. Arief Rachman, seorang guru besar UNJ dan seorang tokoh pendidikan, membakar semangatku untuk berlari mengejar mimpi besarku. Beliau selalu membuka mata hatiku dalam setiap kuliahnya dan bahkan dalam nasihatnya pada acara pernikahanku untuk terus bermimpi setinggi langit, untuk mengikuti hadits Nabi dan nasihat Imam Syafi’i untuk merantau jauh menimba ilmu.

Prof. Dr. Ilza Mayuni, seorang guru besar UNJ dan saat ini menjabat sebagai Direktur Kopertis di ibukota, selalu mendukungku untuk terus mengukir sejarah. Ketika masih menjadi Dekan FBS UNJ, beliau selalu meluangkan waktu membimbingku untuk memecahkan rekor prestasi. Dengan dukungan beliau, Ibu Banu Pratitis Ph.D sebagai pembimbing akademik, seluruh dosen, keluarga dan juga sahabat, aku berhasil menyelesaikan S1 dalam waktu tiga setengah tahun dengan predikat cum laude. Aku dinobatkan menjadi salah satu wisudawan terbaik UNJ dengan kriteria prestasi akademik dan non-akademik. Sahabat-sahabat kuliahku telah sangat berjasa membantuku merekamkan materi kuliah, mencarikan buku dan literatur yang kubutuhkan dan masih banyak lagi yang mereka lakukan untuk membantuku sukses.

Semasa kuliah, aku berusaha sebisaku untuk mengembangkan semua potensiku demi mewujudkan mimpi-mimpiku. Walau untuk membaca buku aku harus men-scan dan meminta kawan atau membayar orang untuk mengedit lalu aku baru bisa baca dengan program pembaca layar yang ku install di komputer, aku tidak “studi-oriented”. Aku berorganisasi dan terpilih menjadi Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan dan Ketua Departemen Pendidikan dan Kebudayaan BEM Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ di tahun berikutnya. Aku tak sempat merasakan BEM universitas karena aku segera sidang skripsi di akhir masa jabatanku sebagai ketua sebuah departemen BEM FBS UNJ.

Dengan tongkat penuntun, aku juga menjadi pedagang kaki lima buku dan novel. Aku juga menjadi broker jasa terjemahan dan barang-barang elektronik. Aku juga berhasil menjadi manager MLM Oriflame. Aku juga memiliki beberapa murid privat. Bahkan aku pernah mendirikan rental komputer dan tempat kursus bahasa Inggris.

Walau berkali-kali aku mengalami perlakuan diskriminasi untuk menimba ilmu, melamar pekerjaan dan masih banyak lagi, aku akhirnya berhasil mewujudkan mimpiku. Di semester keenam kuliah S1, aku memperoleh beasiswa senilai 20 juta  untuk terbang ke Jepang karena makalahku dinyatakan lulus seleksi untuk dipresentasikan di 4th Asia TEFL International Conference. Aku pun berangkat seorang diri untuk menjadi pemakalah diantara 449 pemakalah professional yang merupakan praktisi dan guru-guru besar kampus terkemuka dari seluruh dunia. Di tahun berikutnya aku mendapatkan beasiswa penyelesaian skripsi dari Korean Exchange Bank.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun