Mohon tunggu...
TAUFIQ
TAUFIQ Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pola Gaya Kepemimpinan Model KI Hajar Dewantara Tamansiswa

18 Desember 2022   21:34 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:56 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Taufiq  (Sumber Foto :Taufiq)

 The Great Circle dibagi menjadi empat bagian yang masing-masing berisi item yang berkaitan dengan aspek kepemimpinan, item tersebut berasal dari hasil wawancara kepala sekolah dan penelitian literatur tentang kepemimpinan kepala sekolah. Pada bagian pertama tertulis Ing ngarsa Sung tulada yang artinya seorang pemimpin harus dapat memberikan teladan bagi yang dipimpinnya melalui sikap dan perbuatannya. Bagian ini secara singkat berbicara tentang keteladanan, keteladanan tidak cukup memberi contoh, memberi contoh, harus juga contoh atau contoh, singkatnya adalah contoh. Kemudian poin-poin terkait yang diperoleh dari wawancara mendalam dan penelitian literatur ditandatangani. Bagian selanjutnya mengatakan Ing madya mangun karsa, artinya seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat kemandirian dan kreativitas pada rakyat yang dipimpinnya. Berkaitan dengan hal tersebut menunjukkan perhatian pengurus kepada pengurus, perhatian pengurus kepada pengurus sangat diperlukan untuk memberikan semangat agar anggota dibawah pengurus dapat bekerja dengan percaya diri.

 Singkatnya, ini menunjukkan bahwa pemimpin harus memperhatikan yang dipimpinnya. Kemudian, bagian selanjutnya mencantumkan isu-isu yang sesuai dengan hasil wawancara mendalam dan kajian literatur. Pada bagian berikutnya tertulis Tutwuri Handayani yang artinya seorang pemimpin harus mampu memotivasi orang-orang yang disayanginya untuk maju dan bertanggung jawab. Sangat perlu bagi para manajer untuk mendorong para manajernya agar lebih bersemangat dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin harus mendorong yang dipimpin. Pada bagian selanjutnya, dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan hasil wawancara mendalam dan penelitian kepustakaan.

Demokrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah demokrasi menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu: "Hak manusia untuk mengatur dirinya sendiri (zelfbeschikkingsrecht)  mengikuti kesatuan kehidupan masyarakat (maatchappelijke saamhoorigheid)", yaitu. Tamansiswa pertama. prinsip pada paragraf pertama. Dua persoalan pokok berakar pada ungkapan ini, yaitu adanya hak individu, tetapi juga  kewajiban seseorang untuk mengikuti tatanan damai persatuan dalam hidup berdampingan. Ungkapan itu menuntut agar pelaksanaan hak dan tanggung jawab harus seimbang sehingga terjadi keselarasan atau keselarasan karena tujuan tertinggi Tamansiswa  adalah ketertiban - perdamaian (Suratman, 1991: 8). Dengan prinsip tersebut maka demokrasi yang digunakan dalam kehidupan organisasi dan kemasyarakatan Tamansiswa adalah "Demokrasi dan Administrasi". Hal ini menunjukkan bahwa dalam demokrasi di lingkungan Tamansiswa, pemimpin harus memberikan kebebasan, kebebasan tersebut merupakan kebebasan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh warganya. Pada bagian selanjutnya, dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan hasil wawancara mendalam dan penelitian kepustakaan.

 Perilaku yang baik dari anak didik adalah dambaan  setiap orang tua. Sikap perilaku siswa merupakan salah satu hasil belajar siswa di sekolah. Banyak faktor di lingkungan sekolah  yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku siswa, antara lain gaya kepemimpinan kepala sekolah dan pengaruh lingkungan sekolah oleh guru, staf dan rekan kerja di lingkungan sekolah. Pengenalan sikap perilaku kepada siswa di lingkungan sekolah memerlukan pemahaman, pembiasaan, dan nantinya membentuk budaya  perilaku di lingkungan sekolah.

 Sikap perilaku siswa dibentuk, mis. gaya atau gaya manajemen seorang kepala  sekolah. Kepala sekolah yang selalu bertindak  bijaksana, berakal budi dan adil dalam mengelola lingkungan sekolah  menjadi panutan bagi siswa, sehingga diharapkan siswa berperilaku seperti yang selalu ditunjukkan kepala sekolah dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang merasa dirugikan atau direndahkan di lingkungan sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah merupakan contoh pengelolaan lingkungan sekolah yang arif, bijaksana dan adil, yang patut diteladani di bawah kepemimpinan Tamansiswa, selengkapnya dibaca: Ing Ngarsa Sung Tulada.

 Komunikasi di lingkungan sekolah  mendukung kelancaran tugas yang harus diselesaikan siswa sekolah. Kohesi harus dicari dan dirasakan di antara semua pihak warga sekolah, sehingga rasa memiliki adalah kesadaran bersama. Oleh karena itu, untuk menciptakan rasa kebersamaan di lingkungan sekolah, diperlukan nasehat kepala sekolah untuk menyemangati anak sekolah. Dalam hal ini berarti peran kepala sekolah adalah membangkitkan semangat  warga sekolah untuk menciptakan rasa memiliki. Pengelolaan di Tamansiswa oleh karena itu merupakan kepedulian yang sepenuhnya dimiliki oleh: Ing Madya Mangun Karsa.

 Setiap siswa wajib menciptakan dan memelihara suasana yang menggairahkan di lingkungan sekolah, sehingga berdampak positif terhadap kinerja seluruh sekolah. Selain itu, kepala sekolah harus memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan operasional sekolah. Pemenuhan kebutuhan  kepala sekolah sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran operasional sekolah, baik  guru, staf maupun  siswa, hal ini merupakan contoh tanggung jawab kepala sekolah dalam memenuhi kebutuhan siswa sekolah. Kepemimpinan dalam hal ini di Tamansiswa patut dicontoh yaitu: Ing Ngarsa Sung Tulada.

Semangat kerja menjadi nilai dasar semua siswa sekolah agar bisa cepat menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu dan berprestasi. Seluruh anak sekolah hendaknya menciptakan dan memelihara semangat yang tinggi agar selalu menjadi anak sekolah. Kepala sekolah harus selalu mendorong seluruh anak sekolah untuk semangat mengerjakan tugas sekolah. Hal ini sejalan dengan logika mengkhawatirkan kepemimpinan kedua Tamansiswa, selengkapnya berbunyi: Eng Madya Mangun Karsa.

 Menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah merupakan tugas kepala sekolah dan seluruh warga sekolah berkewajiban menjaga rasa aman itu, agar warga sekolah selalu nyaman, agar anak sekolah juga nyaman di sekolah. Rasa aman tidak datang secara otomatis di lingkungan sekolah, tetapi harus diciptakan dan dipelihara oleh semua anak sekolah. Rasa aman mendukung terciptanya kenyamanan kerja dan memperlancar pelaksanaan tugas di lingkungan sekolah. Kepemimpinan seperti itu di Tamansiswa adalah dorongan yang bergema di mana-mana: Tut Wuri Handyaani.

 Keutuhan penampilan kepala sekolah di lingkungan sekolah harus dijaga oleh semua anak sekolah agar dipercaya, perilakunya dihormati, karena kepala sekolah selalu menjadi urusan semua pihak. Oleh karena itu, kepala sekolah harus selalu menjadi panutan bagi lingkungan sekolah agar warga sekolah lainnya, termasuk siswa, terlihat seperti kepala sekolah. Pemerintahan di Tamansiswa ini patut diteladani, yang dimiliki oleh seluruh: Ing Ngarsa Sung Tulada.

 Rasa percaya diri anak sekolah termasuk guru harus ditingkatkan agar semua anak sekolah memiliki rasa percaya diri. Rasa percaya diri merupakan semangat yang harus selalu dipupuk agar berdampak positif terhadap kelancaran penyelesaian tugas sekolah. Sudah menjadi tugas kepala sekolah untuk menanamkan kepercayaan kepada guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mandiri. Hal ini menjadi perhatian administrasi Tamansiswa selengkapnya berbunyi: Eng Madya Mangun Karsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun